Pengaruh Tingkat Efisiensi, Risiko Kredit, dan Tingkat Penyaluran Kredit pada Profitabilitas

Abstract

Profitabilitas merupakan hal yang sangat penting diperlukan oleh perusahaan untuk menjamin apakah keuntungan yang ditargetkan dalam beberapa periode telah tercapai. Profitabilitas mencerminkan kinerja yang baik dari perusahaan. Tingkat profitabilitas tercermin dari laba perusahaan. Bank perlu menjaga profitabilitas yang tinggi, prospek usaha yang berkembang, dan membagikan dividen dengan baik agar kinerjanya dinilai bagus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tingkat efisiensi (BOPO), risiko kredit (NPL), dan tingkat penyaluran kredit (LDR) berpengaruh pada profitabilitas (ROA) pada perusahaan perbankan swasta di Bursa Efek Indonesia 2014-2016. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan swasta yang terdaftar di Buersa Efek Indonesia 2014-2016. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 34 perusahaan, dengan metode purposive sampling. Teknik analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat penyaluran kredit berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Kemudian tingkat efisiensi dan risiko kredit berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.
 Kata kunci: Tingkat Efisiensi, Risiko Kredit, Tingkat Penyaluran Kredit, Profitabilitas.

Profitability Determinant of Conventional Commercial Banks using Credit Risk As a Moderating Variable

“…The results of this study are inconsistent with research Dewi and Budiasih (2016) stating that the NPL is not able to moderate the influence of BOPO on profitability. Dewi and Budiasih (2016) explains in his research that credit quality (NPL) is not moderating influence of BOPO on profitability and it can be caused by the existence of other internal or external factors that further influence BOPO such as third-party funds.…”

Kecukupan Modal, Risiko Kredit, Rasio BOPO, dan Likuiditas pada Profitabilitas Bank

“…Kredit bermasalah mengacu pada aset keuangan dimana bank tidak lagi menerima bunga atau pembayaran cicilan sesuai jadwal. Menurut Dewi & Ariyanto (2018), risiko ini besar apabila bank tidak dapat meningkatkan atau memperbaiki kualitas kredit yang disalurkan, karena pada dasarnya bank menanamkan dananya dalam bentuk kredit dengan harapan dapat meningkatkan profitabilitas.…”

“…Semakin rendah nilai BOPO, maka semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya. Dalam perbankan kegiatan utamanya ialah sebagai perantara dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, jadi biaya dan pendapatan operasional bank didominasi dari biaya bunga dan hasil bunga Dewi & Ariyanto (2018). Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang pengaruh BOPO tehadap ROA diantaranya penelitian Buchory (2016), Ghanang et al (2019), dan Thaibah & Faisal (2020) yang menyatakan BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.…”

“…Bank yang efisien adalah bank yang mampu menekan biaya operasionalnya sehingga dapat mengurangi kerugian akibat ketidakefisienan bank dalam mengelola usahanya dan keuntungan yang didapatkan akan meningkat. Semakin rendah nilai BOPO menggambarkan semakin efisien bank dalam menjalankan kegiatan usahanya sehingga semakin sehat bank tersebut (Dewi & Ariyanto, 2018). Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan.…”

“…Bank yang efisien adalah bank yang mampu menekan biaya operasionalnya sehingga dapat mengurangi kerugian akibat ketidakefisienan bank dalam mengelola usahanya dan keuntungan yang didapatkan akan meningkat. Semakin rendah nilai BOPO menggambarkan semakin efisien bank dalam menjalankan kegiatan usahanya sehingga semakin sehat bank tersebut (Ariyanto et al, 2020), (Dewi & Ariyanto, 2018), (Gadzo et al, 2019). Apabila biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank tersebut mengalami peningkatan dan berbanding terbalik dengan pendapatan yang diterima oleh bank maka akan mengakibatkan tidak efisiennya bank, dimana yang pada akhirnya akan dapat memperkecil ROA yang dimiliki oleh bank tersebut.…”