2022
DOI: 10.34305/jnpe.v2i2.460
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengaruh Terapi Kognitif Untuk Menurunkan Kecemasan Terhadap Orang Dengan Hiv-Aids (Odha) Di Kota Gorontalo

Abstract: Terapi Kognitif ini dikembangkan pada pasien yang kecemasan, depresi, skizofrenia. Hal ini menyatakan bahwa Terapi Kognitif dapat difokuskan pada distorsi pola pikir yang bisa menyebabkan gangguan mental dan perasaan yang tidak nyaman.  Tujuan Penelitian ini Adakah Pengaruh Terapi Kognitif Untuk Menurunkan Kecemasan Terhadap ODHA di Kota Gorontalo. Jenis Penelitian adalah Pra-Experimental dengan pendekatan Pre Dan Post One Grup Design dengan satu macam perlakuan tanpa kelompok pembanding (Kontrol). Jumlah popu… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
0
0

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(5 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
Order By: Relevance
“…Frekuensi halusinasi yang berkurang membuat kecemasan menurun, karena pasien mampu mengenal dan mengontrol halusinasinya, sehingga tidak lagi melihat atau mendengar suara yang menganggu. Keaktifan melaksanakan prosedur terapi mempengaruhi kecemasan, semakin aktif mengikuti maka semakin dapat menurunkan kecemasan yang dialami, begitu juga sebaliknya (Moonti, 2022). Hal ini sesuai dengan hasil studi Fitri & Suara, (2022), yang menunjukkan perbedaan frekuensi halusinasi sebelum dan sesudah pemberian TAK stimulasi persepsi, hal inilah yang membuat kecemasan pasien halusinasi pendengaran menurun (Fitri & Suara, 2022).…”
Section: Kecemasan Pasien Halusinasi Pada Kelompok Intervensi Sesudah...unclassified
“…Frekuensi halusinasi yang berkurang membuat kecemasan menurun, karena pasien mampu mengenal dan mengontrol halusinasinya, sehingga tidak lagi melihat atau mendengar suara yang menganggu. Keaktifan melaksanakan prosedur terapi mempengaruhi kecemasan, semakin aktif mengikuti maka semakin dapat menurunkan kecemasan yang dialami, begitu juga sebaliknya (Moonti, 2022). Hal ini sesuai dengan hasil studi Fitri & Suara, (2022), yang menunjukkan perbedaan frekuensi halusinasi sebelum dan sesudah pemberian TAK stimulasi persepsi, hal inilah yang membuat kecemasan pasien halusinasi pendengaran menurun (Fitri & Suara, 2022).…”
Section: Kecemasan Pasien Halusinasi Pada Kelompok Intervensi Sesudah...unclassified
“…As a result of the negative events experienced by PLWHA, negative thoughts emerged which were grouped into 3 groups of thoughts, namely views about oneself in the form of feeling worthless, damaged, and a presence that was not considered anymore. Negative views about the world and its environment in the form of seeing the world and its surroundings as an insensitive group, punishing and cornering the existence of PLWHA and a negative view of the future where PLWHA considers the future as futile and does not give the slightest hope (Beirao et al, 2023;Lawal et al, 2023;Moonti, 2022;Singh et al, 2019).…”
Section: Msm (Malementioning
confidence: 99%
“…According to PLWHA, thought negative others that arise as a result of psychological disturbance form thought feel sad 42%, mind feel pessimistic 28%, mind feel self fail or not usefull 24%, and mind feel inferior or low self 30%. Supported by study Moonti, 2022 namely PLWHA has diverse showing reaction exists disturbance psychological form feeling anxiety, stress, and depression shown with feeling sad, hopeless, pessimistic, feeling self failed, no satisfied in live, feel more bad compared to with others, judgment low to body and helpless (Marbaninag et al, 2020;Moonti, 2022 ;Muzaffar, 2022;Senthilkumar et al, 2021).…”
Section: Msm (Malementioning
confidence: 99%
“…Penelitian menunjukkan bahwa kekurangan gizi pada ibu meningkatkan risiko pertumbuhan anak yang terhambat secara signifikan. Asupan mikronutrien yang tidak memadai atau kurang selama kehamilan dapat membatasi perkembangan janin secara fisik maupun kognitif karena nutrisi utama merupakan komponen penting yang dibutuhkan untuk fungsi sel dalam pemeliharaan jaringan manusia pada tahap ini (Moonti, 2022). Selain itu, menyusui memainkan peran penting dalam memerangi malnutrisi pada bayi karena ASI menyediakan nutrisi penting yang vital untuk pertumbuhan dan perlindungan terhadap infeksi; namun, tingkat pemberian ASI eksklusif masih rendah, yaitu di bawah 50% yang sebagian disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang manfaatnya (Ayukarningsih, dkk 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified