2019
DOI: 10.36656/jpkm.v1i2.136
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengaruh Stimulasi Pemberian Tablet Hisap Vitamin C Terhadap Peningkatan Sekresi Saliva Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di Rs Umum Sembiring

Abstract: “Chronic kidney failure is a progressive and irreversible decline in kidney function, in which the body is unable to maintain fluid balance and electrolyte metabolism. In practice, patients must limit the liquid diet to prevent complications. However, this action can affect several aspects of the human body, namely dry mouth or xerostomyadue to reduce saliva production. To reduce patient complaints, the action that can be done is to stimulate the salivary glands with chemical stimulation using acidic vitamin C… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2021
2021
2021
2021

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Hemodialisis berfungsi untuk mengatasi ketidakseimbangan cairan dan membantu mengendalikan penyakit ginjal serta meningkatkan kualitas hidup pasien cronik kidney disease (CKD) (Armiyati et al, 2019). Pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa untuk mencegah timbulnya penyakit kardiovaskuler, hipertensi, edema paru akut dan gagal jantung kongestif, maka pasien harus melakukan pembatasan cairan agar mencegah terjadinya kelebihan cairan (Girsang & Barus, 2019). Pembatasan cairan ini dapat menimbulkan beberapa efek pada tubuh, seperti keracunan hormonal, munculnya rasa haus dan gejala berupa mulut kering akibat produksi kelenjar ludah berkuranng (xerostomia) (Bambang Utoyo, Podo Yuwono, 2016).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hemodialisis berfungsi untuk mengatasi ketidakseimbangan cairan dan membantu mengendalikan penyakit ginjal serta meningkatkan kualitas hidup pasien cronik kidney disease (CKD) (Armiyati et al, 2019). Pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa untuk mencegah timbulnya penyakit kardiovaskuler, hipertensi, edema paru akut dan gagal jantung kongestif, maka pasien harus melakukan pembatasan cairan agar mencegah terjadinya kelebihan cairan (Girsang & Barus, 2019). Pembatasan cairan ini dapat menimbulkan beberapa efek pada tubuh, seperti keracunan hormonal, munculnya rasa haus dan gejala berupa mulut kering akibat produksi kelenjar ludah berkuranng (xerostomia) (Bambang Utoyo, Podo Yuwono, 2016).…”
Section: Pendahuluanunclassified