“…Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN, 2017) menjelaskan, setelah tahun 2010 telah ada beberapa hasil penelitian, publikasi dan disertasi terkait parameter sumber Gempa di Indonesia, antara lain geologi Jawa, Sesar Lembang, geologi Sulawesi, Papua, data relokasi Gempa dan lain-lain, yang banyak di antaranya berkontribusi dalam pemutakhiran peta sumber dan bahaya Gempa nasional 2017. Hal (Afnan et al, 2020;Sari Farlianti, 2019) Penerapan SNI 1726-2019 dengan nilai faktor amplifikasi (Fa) baru juga menyebabkan tiga kemungkinan kondisi anomali di kota-kota di daerah rawan gempa dengan SS > 0,75 g. Walaupun anomali hanya terjadi pada spektrum desain periode pendek yang umumnya berlaku untuk bangunan bertingkat rendah, namun karena persyaratan Minimum Base Shear (Afriandini Et Al., 2022;Kallakus & Risdianto, 2019;Sarya Et Al., 2021;Hidayati, 2020) ,harus diperiksa apakah dampaknya juga mempengaruhi bangunan menengah dan tinggi (Sodik & Andayani, 2021). Arfiadi & Satyarno (2013) terjadi perubahan parameter percepatan antara lain SS meningkat sebesar 0,1% -48,7% di 20 kota/Kabupaten dan 8 kota/Kabupaten mengalami penurunan sebesar 0,7% -39,9%; parameter S1 meningkat dengan persentase berkisar antara 0,3% -63,8% di 24 kota/Kabupaten, dan menurun 1,9% -6,2% di 6 kota/Kabupaten.…”