Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Pekanbaru
Abstract:Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki ada tidaknya perbedaan kemampuaan komunikasi matematis antara siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan siswa yang tidak mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di Sekolah Menengah Pertama Negeri 40 Pekanbaru. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen yaitu The Nonequivalent Posttest-Only Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 40 Pekanbaru. Sampel penelit… Show more
“…Berdasarkan perhitungan dari uji anova dua arah, didapat dan , yang berarti bahwa Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dan kemandirian belajar siswa terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Hasil penelitian ini juga serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari & Fitraini (2018) yang menyebutkan bahwa tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran ditinjau dari kemandirian belajar terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Oleh karena itu, ada kemungkinan terdapat perbedaan kemampuan awal komunikasi matematis pada pengelompokkan kemandirian belajar siswa sehingga menyebabkan tidak terdapatnya interaksi antara model pembelajaran dan kemandirian belajar.…”
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran yang diterapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai terdapat atau tidaknya perbedaan kemampuan komunikasi matematis pada siswa MTsN 1 Pekanbaru yang belajar menggunakan model scaffolding dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran langsung, serta untuk memperoleh informasi terdapat atau tidaknya pengaruh interaksi antara model pembelajaran terhadap kemampuan komunikasi matematis berdasarkan kemandirian belajar siswa. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain faktorial. Populasi dalam penelitian yaitu siswa pada kelas VIII putri dan sampelnya adalah siswa pada kelas VIII.1 putri dan VIII.3 putri. Kelas VIII.1 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIII.3 sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah soal posttest yang memuat indikator kemampuan komunikasi matematis dan angket kemadirian belajar siswa. Teknik analisis data menggunakan uji anova dua arah. Pengujian analisis data memberikan hasil bahwa terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang menggunakan model scaffolding dengan siswa yang menggunakan pembelajaran langsung dan tidak terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan kemandirian belajar siswa terhadap kemampuan komunikasi matematis. Guru dapat menjadikan model scaffolding sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran untuk memfasilitasi kemampuan komunikasi matematis. Guru juga perlu meningkatkan kemandirian belajar siswa.
“…Berdasarkan perhitungan dari uji anova dua arah, didapat dan , yang berarti bahwa Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dan kemandirian belajar siswa terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Hasil penelitian ini juga serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari & Fitraini (2018) yang menyebutkan bahwa tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran ditinjau dari kemandirian belajar terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Oleh karena itu, ada kemungkinan terdapat perbedaan kemampuan awal komunikasi matematis pada pengelompokkan kemandirian belajar siswa sehingga menyebabkan tidak terdapatnya interaksi antara model pembelajaran dan kemandirian belajar.…”
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran yang diterapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai terdapat atau tidaknya perbedaan kemampuan komunikasi matematis pada siswa MTsN 1 Pekanbaru yang belajar menggunakan model scaffolding dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran langsung, serta untuk memperoleh informasi terdapat atau tidaknya pengaruh interaksi antara model pembelajaran terhadap kemampuan komunikasi matematis berdasarkan kemandirian belajar siswa. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain faktorial. Populasi dalam penelitian yaitu siswa pada kelas VIII putri dan sampelnya adalah siswa pada kelas VIII.1 putri dan VIII.3 putri. Kelas VIII.1 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIII.3 sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah soal posttest yang memuat indikator kemampuan komunikasi matematis dan angket kemadirian belajar siswa. Teknik analisis data menggunakan uji anova dua arah. Pengujian analisis data memberikan hasil bahwa terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang menggunakan model scaffolding dengan siswa yang menggunakan pembelajaran langsung dan tidak terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan kemandirian belajar siswa terhadap kemampuan komunikasi matematis. Guru dapat menjadikan model scaffolding sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran untuk memfasilitasi kemampuan komunikasi matematis. Guru juga perlu meningkatkan kemandirian belajar siswa.
“…Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari & Fitraini (2018) yang menyatakan tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran ditinjau dari kemandirian belajar terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa tidak bergantung pada self efficacy siswa, dan self efficacy siswa terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa tidak bergantung pada pendekatan pembelajaran yang digunakan, hal ini menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran dan self efficacy siswa mempunyai posisi sendiri terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.…”
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fakta di lapangan yang menunjukkan masih rendahnya kemampuan komunikasi matematis yang terdapat pada siswa SMPN18 Pekanbaru. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang belajar menggunakan pendekatan RME dengan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran inquiry, mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan komunikasi matematis pada siswa yang memiliki self efficacy tinggi, sedang dan rendah, serta melihat ada tidaknya interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan self efficacy siswa terhadap kemampuan komunikasi matematis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan desain penelitian factorial experimental design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII tahun ajaran 2019/2020. Sampel yang diambil adalah kelas VIII.2 dan VIII.3 dengan menggunakan cluster random. Teknik pengumpulan data beserta instrumen penelitian adalah tes berupa soal posttest kemampuan komunikasi matematis, angket berupa lembar angket self efficacy, observasi berupa lembar observasi dan dokumentasi berupa foto dan profil sekolah. Teknik analisis data yang digunakan adalah anova dua arah. Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil kesimpulan bahwa: 1) Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang belajar dengan menggunakan pendekatan RME dengan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran inquiry. 2) Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis pada siswa yang memiliki self efficacy tinggi, sedang dan rendah. 3) Tidak terdapat interaksi antara penerapan pendekatan pembelajaran dengan self efficacy terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.