Pengaruh Mediasi dari Perceived Responsibilty terhadap Hubungan antara Obedience Pressure dan Budgetary Slack

Abstract

This study aims to examine the mediating effect of perceived responsibility on the association between obedience pressure and budgetary slack. The questionnaires were distributed in a survey conducted on 100 participants who are living in Indonesia and involved in the companies budget recommendation. The statistical analysis was performed using SEM. The result of this study showed that obedience pressure has a positive significant effect on budgetary slack and negatively affects perceived responsibility, while perceived responsibility has a negative significant effect on budgetary slack. Further analysis on mediating variable showed that perceived responsibility partially mediated the relationship between obedience pressure and budgetary slack. Keyword: obedience pressure, budgetary slack, perceived responsibility, mediating variable, SEM

Pengaruh Orientasi Etika Idealisme Terhadap Penciptaan Senjangan Anggaran Di Bawah Tekanan Ketaatan

“…Pada konteks lainnya, Mahmudi & Supriyadi (2019) menjelaskan bahwa individu di bawah tekanan ketaatan cenderung melakukan manajemen laba. Dalam konteks senjangan anggaran, beberapa penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa keputusan penciptaan senjangan anggaran dipengaruhi oleh tekanan dari atasan (Davis, DeZoort, & Kopp, 2006;Hartmann & Maas, 2010;Grediani & Sugiri, 2010;Ones & Agustina, 2016;Fitriyani, 2017;Tantri, 2018;Mirza & Adi 2020). Hartmann dan Maas (2010) menjelaskan bahwa keterlibatan dalam manajemen, tekanan dari manajer unit bisnis, dan kepribadian harus dipertimbangkan secara bersama-sama untuk memahami keterlibatan individu dalam penciptaan budgetary slack.…”

“…35760/eb.2022.v27i1.4914 penciptaan senjangan anggaran di bawah kondisi tekanan ketaatan. Tantri (2018) menjelaskan bahwa karakteristik individual penting untuk dianalisis karena setiap individu memiliki karakter yang berbeda-beda, sehingga ketika menghadapi tekanan dari atasan, individu dapat menaggapinya secara berbeda dan mengambil keputusan yang berbeda pula, khususnya dalam memberikan rekomendasi anggaran. Sejalan dengan yang dipaparkan, Greenfield et al (2008) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik personal berupa orientasi etika individu dan pengambilan keputusan.…”

“…Pada konteks manajemen laba, Mahmudi & Supriyadi (2019) menjelaskan bahwa individu di bawah tekanan ketaatan cenderung melakukan manajemen laba. Penelitian terdahulu menemukan bahwa keputusan penciptaan senjangan anggaran dipengaruhi oleh tekanan dari atasan, yakni ketika dihadapkan pada kondisi tekanan dari atasan untuk melaksanakan suatu tindakan tertentu, individu akan bersedia melakukan tindakan tersebut sebagai bentuk kepatuhan terhadap perintah atasan (Davis, et al, 2006;Hartmann & Maas, 2010;Grediani & Sugiri, 2010;Ones & Agustina, 2016;Fitriyani, 2017;Tantri, 2018;Mirza & Adi 2020). Su dan Ni (2013) menunjukkan bahwa niat manajer untuk menciptakan budgetary slack lebih didasarkan pada Theory of Reasoned Action (TRA) daripada Theory Planned Behavior (TPB).…”

“…Karakteristik individual penting untuk dianalisis karena setiap individu memiliki karakter yang berbeda-beda, sehingga ketika menghadapi tekanan dari atasan, individu dapat menanggapinya secara berbeda dan mengambil keputusan yang berbeda pula, khususnya dalam memberikan rekomendasi anggaran (Tantri, 2018). Penciptaan budgetary slack dapat diminimalisasi melalui institusionalisasi konteks etika yang efektif dengan nilai-nilai bisnis yang positif (Valentine, et al, 2015).…”

“…Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tekanan ketaatam mengakibatkan kesalahan dalam mengambil keputusan sehingga menimbulkan perilaku yang tidak etis. Di bawah tekanan sosial, yakni adanya tekanan dari atasan maupun individu pada tingkatan tertentu untuk melakukan budgetary slack, maka individu akan cenderung mengambil keputusan untuk menciptakan budgetary slack (Davis, et al, 2006;Hartmann & Maas, 2010;Grediani & Sugiri, 2010;Ones & Agustina, 2016;Fitriyani, 2017;Tantri, 2018;Mirza & Adi 2020). Namun, ketika dihadapkan pada posisi etika masing-masing individu, maka diduga akan menimbulkan respon yang berbeda.…”