Pengaruh Manajemen Laba dan Tata Kelola Perusahaan Terhadap Audit Delay

Abstract

This study aims to analyze and provide empirical evidence whether the mechanism of corporate governance practices and earnings management has an effect on audit delay. The calculation used in earnings management is discretionary accruals, while the indicators in the governance mechanism are institutional ownership, independent commissioners and audit committees. This study uses the object of research in companies engaged in the tourism, hotel and restaurant sectors listed on the Indonesia Stock Exchange in 2017-2020. Research related to the effect of earnings management and corporate governance on audit delays in tourism, hotel and restaurant sector companies is difficult to find so this research was chosen to be carried out, given the importance of timely information (timeliness) and the transition in the tourism sector due to the COVID-19 pandemic. This research is a qualitative research using purposive sampling technique for sample selection. The data that can be processed are 94 samples. Hypothesis testing using multiple linear regression. The results of the study found that earnings management with discretionary accrual methods and institutional ownership had no effect on audit delay. Meanwhile, the independent board of commissioners and the audit committee have a positive effect on audit delay. The conclusion in this study is that the percentage of institutional ownership does not cause delays in submitting the independent auditor's report. Meanwhile, the higher the total number of independent commissioners and audit committee members, it can slow down the audit, causing audit delay.

Dampak Internal Perusahaan Dan Koneksi Politik Terhadap Biaya Audit

“…Hasil penelitian Nurjanah & Sudaryati (2019) menemukan bahwa koneksi politik memiliki pengaruh yang dapat membuat biaya audit yang dibayarkan perusahaan meningkat. Sedangkan, hasil penelitian Simanjuntak & Prabowo (2021) menunjukkan bahwa koneksi politik yang dimiliki perusahaan tidak berdampak terhadap biaya audit yang dibayarkan.…”

“…Teori keagenan menganggap bahwa setiap individu bertindak sesuai dengan kepentingannya sendiri. Pihak agent maupun pihak principal menginginkan keuntungan yang sebesar-besarnya, perbedaan kepentingan inilah yang menyebabkan terjadinya konflik keagenan (Simanjuntak & Prabowo, 2021). Agent menginginkan kompensasi berupa gaji, bonus, dan tunjangan atas apa yang telah dilakukannya dan principal menginginkan pengembalian yang maksimal atas modal yang ditanamkannya (Novrilia et al, 2019).…”

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Umur Perusahaan, Komite Audit, Dewan Komisaris Terhadap Audit Lag

“…Tidak mampunya jumlah anggota dewan komisaris independen untuk meminimalisir audit delay bisa dikarenakan oleh sebagian besar dewan komisaris independen pada setiap perusahaan yang diteliti ini lebih sedikit dari anggota dewan komisaris yang tidak independen, dengan demikian belum dapat memaksimalkan fungsi pengawasan yang dimiliki terhadap agen yang dimungkinkan akan menyebabkan oportunistik manajemen semakin meningkat. Sedangkan hasil penelitian yang dilaksanakan (Kristianti & Setianingsih, 2022) membuktikan jika dewan komisaris secara positif mempengaruhi audit report lag. Dari berbagai penjelasan tersebut, maka hipotetis keempatnya yaitu : H4 : Dewan komisaris memberikan pengaruh negatif terhadap audit report lag.…”

Apakah Karakteristik Internal Perusahaan Turut Berkontribusi Terhadap Audit Delay Perusahaan Consumer Goods Di Indonesia?

“…Mekanisme tata kelola diterapkan oleh perusahaan guna mendukung pencapaian tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Kendati demikian, mekanisme tata kelola juga justru dapat meningkatkan audit delay, sesuai dengan penelitian oleh (Kristianti & Setianingsih, 2022) yang menemukan bahwa keberadaan komisaris independen dan komite audit malah meningkatkan audit delay, yaitu keterlambatan penerbitan laporan keuangan perusahaan bagi publik.…”

“…Teori sinyal menjelaskan terkait tujuan pengungkapan laporan keuangan oleh perusahaan adalah untuk memberikan sinyal bagi para pemangku kepentingan dan juga investor terkait kondisi yang sedang dihadapi oleh perusahaan (Kristianti & Setianingsih, 2022). Teori ini dicetuskan oleh Spence (1973) dalam Setiawanta & Hakim (2019), yaitu di mana laporan keuangan digunakan oleh pihak manajemen dan direksi perusahaan sebagai upaya memberikan penjelasan secara tidak langsung terkait apakah ada permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan.…”