Pengaruh Konsentrasi Sodium Hydroxide (NaOH) pada Proses Delignifikasi Kandungan Lignoselulosa Serat (Fiber) Siwalan (borassus flabellifer) sebagai Bahan Dasar Pembuatan Bioethanol

Abstract

Salah satu sumber energi alternatif yang potensial dikembangkan di Indonesia adalah bioethanol. Serat siwalan adalah limbah organik yang potensial dikembangkan sebagai bahan baku bioethanol. Proses delignifikasi diperlukan sebelum limbah siwalan difermentasi menjadi bioethanol. Pada proses ini, lignin yang terdapat pada serat siwalan akan dipecah untuk mendapatkan selulosa yang dikonversi menjadi gula. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa konsentrasi NaOH 1N mampu meningkatkan kadar selulosa hingga 71,37% dibanding dengan konsentrasi NaOH 2N yang hanya mampu menaikkan kadar selulosa sebesar 59,53%. Untuk waktu pemanasan optimal pada proses ini adalah 30 menit pada suhi 100 oCKata kunci: limbah siwalan, delignifikasi, NaOH, bioethanol, lignin, selulosa

Optimasi Delignifikasi Kulit Singkong (Manihot Esculenta) Dengan Pelarut Basa NaOH Menggunakan Metode Response Surface Methodology (RSM)

“…Pelarut NaOH dipilih karena mampu merusak struktur lignin, bagian kristalin, dan amorf, sehingga terjadi pengggelembungan struktur selulosa [12]. Penelusuran pada penelitian serupa menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses delignifikasi dengan basa NaOH, yaitu: konsentrasi NaOH [13], [14], rasio solid/liquid (S/L) [14], dan suhu [15]. Walaupun efeknya terhadap keberhasilan delignifikasi limbah pertanian telah banyak dipelajari, optimasi proses delignifikasi kulit singkong dengan metode alkali basa NaOH belum banyak dilakukan.…”