Selama ini nyeri sendi selalu menjadi masalah utama pada lansia Riskesdas (2018), mengatakan bahwa nyeri sendi di Indonesia mengarah pada kesehatan lansia yang terjadi pada umur 55 -64 (15,5%), umur 65-74 tahun (18,6%) dan umur lebih dari 75 tahun keatas (18,9% ). Prevalensi nyeri sendi menurut diagnosa pada penduduk umur lebih 15 tahun berdasarkan provinsi pada tahun 2018 yang tertinggi yaitu di Aceh (13,3%), lalu diikuti Bengkulu (12,7%), Bali (11%) dan Papua (11%) (Nurfitriani & Fatmawati, 2020).Kemenkes RI (2013), mengatakan bahwa nyeri sendi merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang terjadi pada persendian tubuh. Gejala yang mungkin timbul pada nyeri persendian yaitu disertai kemerahan, kekauan, ataupun pembengkakan yang disebabkan bukan karena kecelakan ataupun benturan dan berlangsung kronis.