Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Karakteristik Buah Kacang Panjang

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemanasan global yang digambarkan dengan perbedaan ketinggian tempat terhadap fenologi buah kacang panjang. Penelitian dilakukan pada tiga kategori ketinggian tempat di kabupaten Ciamis. Pengamatan di lakukan pada kacang panjang yang tumbuh di dataran rendah (0-400 mdpl), sedang (400-700 mdpl) dan tinggi (700 mdpl). Parameter yang diamati terkait produktivitas buah adalah waktu muncul buah pertama, jumlah dan ukuran buah. Variabel bebas pada penelitian ini adalah perbedaan ketinggian tempat, sedangkan variabel terikatnya adalah produktivitas kacang panjang. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis variansi (ANOVA) dan dilanjutkan dengan BNT karena hasilnya menunjukan perbedaan yang signifikan, serta Uji Regresi untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap produktivitas buah. Kacang panjang optimal dibudidayakan pada ketinggian rendah-sedang namun kurang optimal jika dibudidayakan di daerah dataran tinggi

Global warming and the phenology of Yard-long Beans (Vigna unguiculata subsp. cylindrica (L.) Verdc.)

“…Yard-long beans are optimally cultivated at medium and low altitudes but are less suitable for highlands (Rinaldi et al, 2022). According to Anwar (2013), the optimal temperature for yard-long bean growth is 28-32 ⁰C with a tolerance of up to 18 ⁰C with the risk of stunted growth.…”

Identifikasi Pengaruh Ketinggian Tempat terhadap Morfologi Talas Beneng (Xanthosoma undipes K Koch)

“…Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tanaman talas beneng yang ditemukan di Desa Talaga Warna dengan ketinggian 343 mdpl (dataran rendah), Desa Cinyurup dengan ketinggian 615 mdpl (dataran sedang), dan di Desa Kaduengang dengan ketinggian 761 mdpl (dataran tinggi). Penentuan lokasi pengambilan sampel ini dilakukan berdasarkan pernyataan (Rinaldi et al, 2022) yang menyatakan bahwa ketinggian tempat terbagi menjadi 3 kategori yaitu kategori dataran rendah rendah yaitu antara 0-400 mdpl, dataran sedang yaitu antara 400-700 mdpl, serta dataran tinggi yaitu dengan ketinggian lebih dari 700 mdpl. Pemilihan ketiga lokasi penelitian pada jarak ketinggian tempat tumbuh yang tidak proporsional yaitu pada ketinggian 343 mdpl, 651 mdpl, dan 761 disebabkan oleh adanya lahan budidaya tanaman talas beneng yang terletak pada masing-masing ketinggian tersebut sehingga jarak ketinggiannya tidak diseragamkan.…”

“…Pernyataan serupa juga disampaikan oleh (Yuliantoro & Frianto, 2019) bahwa ketinggian tempat mempengaruhi faktor lingkungan seperti suhu udara, penyinaran matahari dan kelembaban udara sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penelitian yang dilakukan oleh (Rinaldi et al, 2022) menunjukkan bahwa berkurangnya sinar matahari menyebabkan terganggunya proses fotosintesis pada tanaman sehingga tanaman melakukan adaptasi untuk bertahan hidup dengan lingkungannya.…”