Pengaruh kepuasan kerja dan keadilan organisasional terhadap keterikatan karyawan hotel swasta X di Bali

Abstract


 
 
 Seorang karyawan yang sudah merasa terikat dengan pekerjaannya akan memiliki motivasi bekerja yang lebih tinggi, kinerja yang lebih baik, dapat mengembangkan dirinya serta jabatan yang dimilikinya, dan cenderung loyal terhadap perusahaan tempatnya bekerja. Hal-hal tersebut dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja perusahaan. Keterikatan kerja karyawan dapat dibentuk oleh faktor-faktor yang terjadi di lingkungan perusahaan seperti perlakuan adil dan setara yang didapat dari perusahaan dan sikap atau perasaan berdasarkan penilaian karyawan terhadap pekerjaannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja dan keadilan organisasional terhadap keterikatan kerja karyawan Hotel Swasta X di Bali. Subjek dalam penelitian ini adalah 115 orang karyawan Hotel Swasta X di Bali. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Kepuasan Kerja, Skala Keadilan Organisasional dan Skala Keterikatan Kerja. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Hasil uji regresi berganda menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,821, nilai koefisien determinasi sebesar 0,675, nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05), nilai koefisien beta terstandarisasi variabel Kepuasan Kerja sebesar 0,363 dan nilai koefisien beta terstandarisasi variabel Keadilan Organisasional sebesar 0,502. Hasil ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan keadilan organisasional berpengaruh dalam meningkatkan tingkat keterikatan kerja karyawan. Keadilan organisasional memiliki pengaruh yang lebih besar dalam meningkatkan tingkat keterikatan kerja dibandingkan dengan kepuasan kerja.
 Kata kunci: Kepuasan kerja, keadilan organisasional, karyawan hotel, keterikatan kerja.
 
 

Pengaruh Perceived Organizational Support, Job Demands, dan Job Satisfaction terhadap Work Engagement

“…Menurut hasil wawancara dengan salah satu karyawan, terdapat beberapa kendala yang mereka alami terkait kepuasan kerja, salah satunya kondisi kerja yang kurang nyaman dan kendala terkait promosi, sehingga perlu diukur tingkat kepuasan kerja yang sebenarnya pada karyawan SPBU COCO Ketintang dan Jemursari. Dewantara & Wulanyani (2019) mengemukakan bahwa semakin besar job satisfaction, maka dapat meningkatkan work engagement yang mereka miliki. Namun, Prabowo & Fathoni (2017)…”

“…Vorina et al (2017) meneliti karyawan publik di Slovenia sebanyak 594 responden dengan teknik analisis regresi linier sederhana dan mendapati hasil bahwa job satisfaction berpengaruh signifikan dan positif terhadap work engagement. Dewantara & Wulanyani (2019)…”

Peran Kepemimpinan Transformasional terhadap Keterikatan Kerja dengan Kepuasan Kerja dan Motivasi sebagai Mediasi

“…Tidak adanya pengaruh kepemimpinan terhadap keterikatan Kerja maka penulis ingin memediasi Kepemimpinan Transformasional dan keterikatan kerja melalui Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja Kepuasan kerja merupakan pandangan karyawan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, pandangan tersebut bersifat afektif pada kondisi kepuasan diri yang menjadi penilaian pada dirinya baik melalui gaji, pekerjaan yang dilakukan, hubungan kerja dalam tim ataupun jenjang karir. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya (Dewantara & Wulanyani, 2019) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat keterikatan kerja melalui kepuasan kerja.…”

“…Penelitian terdahulu (Yolanda, 2019;Dewantara & Wulanyani, 2019) mengungkapkan variabel puas terhadap pekerjaan sampai taraf tertentu memiliki pengaruh yang lumayan besar terhadap keterikatan kerja. Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa kepuasan pemenuhan pekerjaan pekerja seperti kompensasi, jaminan kesehatan, lokasi yang memuaskan, karir, akan membangun kepuasan kerja dan akan mendorong komitmen karyawan dalam organisasi.…”

“…Penelitian ini tidak sesuai dengan sebelumnya yang menyatakan hubungan positif (Dewantara & Wulanyani, 2019). Tidak adanya pengaruh menunjukkan bahwa kepuasan yang dirasakan pegawai tidak serta merta membuat diri pegawai merasa terikat dengan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.…”