Pengaruh Kebijakan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan

Abstract

Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja berbeda antara suatu perusahaan tertentu dibandingkan perusahaan lainnya, tergantung tingkat kepedulian manajemen puncak terhadap perlindungan pekerja dari bahaya di tempat kerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan pada perusahaan yang diteliti. Pengukuran variabel menggunakan skala Likert dengan skala angka 1 sampai 5, untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi pekerja tentang pelaksanaan program K3 di tempat mereka bekerja. Teknik pengumpulan data dengan metode kuisioner memuat sejumlah pertanyaan dibagikan kepada pekerja (responden). Hasil penilaian responden diolah menggunakan metode partial least square. Berdasarkan atas evaluasi outer model menunjukkan indikator yang digunakan untuk mengukur variabel laten (variabel bebas dan variabel terikat) telah memenuhi uji validitas dan realibilitas. Berdasarkan atas evaluasi inner model dapat dibuktikan adanya korelasi nyata terhadap kinerja karyawan, yaitu lingkungan kerja 55%, kompetensi pekerja 52%, komitmen top management 47% dan komunikasi pekerja 39%. Adapun untuk peraturan dan prosedur K3 serta keterlibatan pekerja didapatkan cukup kecil masing-masing 10% dan 9% pengaruhnya terhadap kinerja karyawan dan besarnya pengaruh tersebut menunjukkan tidak nyata.

Implementation of Occupational Safety and Health Management System in the Education Sector

“…Several studies have shown that the safety and health policies have effectiveness in increasing employee performance, such as research on workers and staff of construction service companies at PT. Nur Aini Rahma Mandiri, Tuban Regency, which shows a correlation rate of 47% (Sugiyanto and Sulfiani, 2020). Application of the management system of safety and health in the workplace also showed a positive significant relationship between employee commitment and performance in IMANA Steel Rwanda Ltd and SteelRwa Industries Ltd, with a significance value of 0.00, which is less than 0.05 (Umugwaneza, Nkechi and Mugabe, 2019).…”

Menghubungkan Disiplin Kerja, Keselamatan, dan Kompensasi dengan Kinerja Karyawan

“…Oleh karena itu keselamatan dan kesehatan kerja sangat dibutuhkan maka dapat memberi dampak pada kinerja karyawan (Damayanti et al, 2018). Penelitian tentang keselamataan dan kesehatan kerja sudah dilakukan oleh (Parashakti & Putriawati, 2020), (Sugiyanto & Sulfiani, 2020) menunjukkan hasil yang positif terhadap kinerja karyawan. Namun penilitian yang dilakukan oleh (Nan Wangi, 2020) menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja kurang berpengaruh terhadap kinerja karyawan.…”

“…Kontribusi paling tinggi ada pada penggunaan peralatan kerja dapat dilihat dari banyaknya responden yang sangat setuju dengan pernyataan: saya merasa selalu waspada ketika menggunakan alat dalam bekerja, hal ini membuktikan bahwa dalam penggunaan peralatan kerja jika digunakan dengan baik maka resiko dari kecelakaan kerja berkurang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Parashakti & Putriawati, 2020) (Sugiyanto & Sulfiani, 2020).…”

Analisa Faktor Perlindungan Tenaga Kerja Pada Proyek Konstruksi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja

“…11 tahun 2020 dinyatakan bahwa penetapan tingkat risiko meliputi: 1) hampir tidak mungkin terjadi, 1) kemungkinan kecil terjadi, 3) kemungkinan terjadi; serta peringkat skala usaha terdiri: 1) kegiatan usaha berisiko rendah, 2) kegiatan usaha berisiko menengah, 3) kegiatan usaha berisiko tinggi. Berkaitan dengan ketentuan dalam perundang-undangan tersebut, digunakan faktor-faktor dalam perlindungan tenaga kerja pada proyek konstruksi (Anonimous, 2021;Christina et al, 2012;Sugiyanto & Sulfiani, 2020)…”

“…Hal ini, dipertegas oleh Ramli (2018) bahwa faktor manusia hanyalah mata rantai paling ujung dari proses terjadinya kecelakaan tenaga kerja. Berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 sebagaimana telah diubah menjadi Undang-undang Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020, digunakan untuk menjabarkan lingkup perlindungan tenaga kerja ke dalam faktor-faktor perlindungan tenaga kerja yang dinilai oleh responden (Christina et al, 2012;Sugiyanto & Sulfiani, 2020). Selanjutnya, hasil penilaian responden terhadap faktor-faktor tersebut dengan menggunakan persamaan nomor (1) sehingga didapatkan hasil perhitungan indek kepentingan relatif (RII) dapat disajikan pada Tabel 3.…”