2019
DOI: 10.32584/jpi.v3i3.433
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Berbasis Spiritual terhadap Kecemasan Anak Presirkumsisi

Abstract: Sirkumsisi merupakan intervensi medis yang diwajibkan oleh sebagian ulama khususnya untuk muslim lakilaki. Di Indonesia sirkumsisi biasanya dilakukan ketika anak berusia 5-12 tahun. Prosedur sirkumsisi dengan cara pemotongan kulit penis, sering kali menjadi hal yang menakutkan bagi anak-anak sehingga mempengaruhi kesehatan jiwa seperti kecemasan. Kecemasan pada anak dapat diatasi dengan berbagai metode, salah satunya adalah dengan intervensi psikoedukasi yang berbasis spiritual. Tujuan untuk mengetahui pengaru… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(3 citation statements)
references
References 3 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Kemudian yang meninggal dunia sebanyak 6.947.192 orang. Sedangkan di Indosesia terkonfirmasi positif sebanyak 6.811.989, Sembuh 6.641.388 dan Meninggal 161.871 dan 8.730 kasus aktif (RI, 2023) Seluruh lapisan masyarakat dari berbagai belahan dunia telah menganggap pandemi ini menjadi musuh bersama karena dampaknya yang luar biasa dan menyentuh berbagai ranah kehidupa termasuk didalamnya aspek Keagamaan (Abdullah, 2020;Al-Syami, 2020;Azra, 2021;Ballano, 2021;Dahlan et al, 2021;Darmalaksana, 2021;Fosu-Ankrah & Amoako-Gyampah, 2021;Ghaffar et al, 2021;Hidayah, 2020;Idrus, 2021;Oviedo, 2021;Rahman & Arini, 2021), ekonomi (Anggraini & Putri, 2020;Ghaffar et al, 2021), pendidikan (Adedoyin & Soykan, 2020;Selçuk et al, 2021), politik (Childs, 2020), psikologis (Awang et al, 2020;Daulay, 2020;Estria & Trihadi, 2019;Fajar et al, 2020;Hasina et al, 2021;Marazziti et al, 2020;Mujib et al, 2021;Sapa et al, 2020;Utami, 2020) Kala wabah COVID-19 menyerang, kita kerap mendengar sebutan" epidemi" serta" pandemi", yang keduanya mengacu pada penyakit yang sama. Secara bahasa," epidemi" didefinisikan selaku penyakit meluas yang menyebar dengan cepat serta menyebabkan banyak korban.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Kemudian yang meninggal dunia sebanyak 6.947.192 orang. Sedangkan di Indosesia terkonfirmasi positif sebanyak 6.811.989, Sembuh 6.641.388 dan Meninggal 161.871 dan 8.730 kasus aktif (RI, 2023) Seluruh lapisan masyarakat dari berbagai belahan dunia telah menganggap pandemi ini menjadi musuh bersama karena dampaknya yang luar biasa dan menyentuh berbagai ranah kehidupa termasuk didalamnya aspek Keagamaan (Abdullah, 2020;Al-Syami, 2020;Azra, 2021;Ballano, 2021;Dahlan et al, 2021;Darmalaksana, 2021;Fosu-Ankrah & Amoako-Gyampah, 2021;Ghaffar et al, 2021;Hidayah, 2020;Idrus, 2021;Oviedo, 2021;Rahman & Arini, 2021), ekonomi (Anggraini & Putri, 2020;Ghaffar et al, 2021), pendidikan (Adedoyin & Soykan, 2020;Selçuk et al, 2021), politik (Childs, 2020), psikologis (Awang et al, 2020;Daulay, 2020;Estria & Trihadi, 2019;Fajar et al, 2020;Hasina et al, 2021;Marazziti et al, 2020;Mujib et al, 2021;Sapa et al, 2020;Utami, 2020) Kala wabah COVID-19 menyerang, kita kerap mendengar sebutan" epidemi" serta" pandemi", yang keduanya mengacu pada penyakit yang sama. Secara bahasa," epidemi" didefinisikan selaku penyakit meluas yang menyebar dengan cepat serta menyebabkan banyak korban.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Salah satu bentuk dari psikoedukasi yaitu dengan pemberian video kepada masyarakat. Estria & Nurjanah (2020) mengemukakan bahwa psikoedukasi menggunakan video memiliki aspek audio dan visual sehingga panca indra banyak bekerja, beberapa peneliti menemukan bahwa semakin banyak panca indra yang bekerja maka akan semakin baik individu menyerap informasi tersebut.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Peran tenaga kesehatan dapat memberikan dukungan sosial yang sangat penting dalam penanggulangan kecemasan dan berupaya agar orang tua pasien tidak merasa cemas melalui dukungan baik secara biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Peran tenaga kesehatan juga sangat penting untuk memberikan pengetahuan, suport atau dukungan (Estria, 2019) . Pendidikan kesehatan berupa penyuluhan dapat menurunkan tingkat kecemasan terutama pada orang tua pasien (Mulyani, 2019) Hasil penelitian Nasroen, (2022) menunjukkan adanya perubahan peningkatan pemahaman pada orang tua pasien penderita celah bibir dan langit,setelah diberikan penyuluhan mengenai kelainan celah bibir dan langit.…”
Section: Introductionunclassified