Pengaruh Bobot Dan Frekuensi Pemutaran Telur Terhadap Fertilitas, Daya Tetas, Dan Bobot Tetas Itik Lokal

Dewanti, Ratih; Yuhan,; Sudiyono,

doi:10.21059/buletinpeternak.v38i1.4607

Cited by 10 publications

(17 citation statements)

References 0 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Kurangnya pasokan DOD yang seragam dan dalam jumlah yang besar menyebabkan kebutuhan bibit itik belum bisa terpenuhi dikarenakan belum ada pembibitan (breeding) dan penetasan (hatchery) modern dalam skala besar untuk itik. Pembibitan dan penetasan itik ISSN : 2086 -5201 (Cetak) ISSN : 2684 -6799 (Online) yang ada saat ini kebanyakan dimiliki oleh peternakan rakyat dan ternaknya terbatas hanya dalam skala kecil (Dewanti, et al, 2014).…”

Section: Pendahuluanunclassified

“…Daya tetas dihitung dengan membandingkan jumlah telur yang menetas dengan jumlah seluruh telur yang fertil. Semakin tinggi jumlah telur yang fertil dari jumlah telur yang ditetaskan akan dihasilkan persentase daya tetas yang tinggi pula (North dan Bell,(1990) dalam Dewanti, et al, (2014) Dewanti, et al,(2014), yang menyatakan bahwa telur yang baik untuk ditetaskan adalah telur yang tidak terlalu besar atau terlalu kecil. Bobot telur itik yang terlalu berat (>77 g) atau terlalu kecil (<50 g) dapat menyebabkan menurunnya daya tetas.…”

Section: Pengaruh Perlakuan Terhadap Daya Tetasunclassified

“…Namun jika dilihat dari nilai fertilitas yang cukup tinggi baik pada masing-masing perlakuan sedangkan nilai daya tetas yang relatif rendah hal ini kemungkinan disebabkan oleh pada proses penetasannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya daya tetas antara lain kecermatan pada saat memilih telur yang akan ditetaskan, keadaan mesin tetas, iklim, genetik, perkawinan (inbreeding), pakan dan kondisi kandang (Rukmana,(2007) dalam Ummah, (2017) Dewanti, et al,(2014)). Diketahui bahwa mesin tetas yang digunakan adalah mesin tetas manual dengan kapasitas 350 butir (sumber pemanas lampu ISSN : 2086 -5201 (Cetak) ISSN : 2684 -6799 (Online) dilengkapi thermostat, pembalikan manual dengan tangan).…”

Section: Pengaruh Perlakuan Terhadap Daya Tetasunclassified

“…Frekuensi pemutaran telur juga memengaruhi daya tetas. Penelitian Dewanti, et al, (2014) menunjukan bahwa frekuensi pemutaran telur idealnya adalah 8 kali dalam sehari. frekuensi pemutaran telur 8 kali/hari menghasilkan daya tetas tertinggi dibandingkan dengan perlakuan dengan frekuensi pemutaran 4, dan 6 kali/hari.…”

Section: Pengaruh Perlakuan Terhadap Daya Tetasunclassified

“…Bobot tetas merupakan bobot ternak sesaat setelah menetas (Septiwan, (2007) dalam Ummah, (2017)), Bobot tetas dihitung dengan cara menimbang DOD setelah bulu kering . Ada hubungan yang sangat nyata antara bobot telur dengan bobot tetas, semakin tinggi bobot telur yang ditetaskan akan menghasilkan bobot tetas yang lebih besar (Hermawan, (2000) dalam Dewanti, et al, (2014…”

Section: Pengaruh Perlakuan Terhadap Bobot Tetasunclassified

See 4 more Smart Citations

Pengaruh Kualitas Fisik (Bobot Dan Bentuk) Telur Itik Super Peking Putih (Sp2-F1) Terhadap Fertilitas, Daya Tetas Dan Bobot Tetas

Sutanto¹,

Kurnia²,

Aspriati³

2019

Ternak

View full text Add to dashboard Cite

AbstrakPenelitian dilaksanakan pada tanggal 15 April -13 Mei 2018 di unit penetasan telur UPT. Agri Science Technopark Fakultas Peternakan Universitas Islam Lamongan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas fisik (bobot dan bentuk) telur itik Super Peking Putih (SP2-F1) terhadap fertilitas, daya tetas dan bobot tetas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai informasi bagi masyarakat dan sebagai refrensi dan perbandingan pada penelitian selanjutnya.Penelitian ini menggunakan 80 butir telur itik Super Peking Putih (SP2-F1) dengan rasio induk jantan dan betina 1:5. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola tersarang (nested design) 2 x 2 dengan 4 ulangan dengan setiap ulangan terdiri dari 5 butir telur. Faktor ke 1 adalah bobot telur ( K: 54-64 gram dan B: 65-75 gram ) dan faktor ke 2 adalah bentuk telur (lonjong (L) : indeks 70-75% dan oval(O): indeks 76-80%). Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan tidak mempengaruhi fertilitas dan daya tetas, tetapi berpengaruh terhadap bobot tetas.. Tidak terdapat interaksi antara bobot dan indeks bentuk telur terhadap fertilitas, daya tetas, dan bobot tetas . Kesimpulan dari penelitian ini ialah bobot telur tidak berpengruh nyata terhadap fertilitas dan daya tetas (P>0,05), tetapi berpengaruh sangat nyata terhadap bobot tetas telur itik SP2-F1 (P<0,05). Sedangkan bentuk telur tidak berpengaruh nyata terhadap fertilitas, daya tetas maupun bobot tetas telur itik SP2-F1 (P>0,05).

show abstract

Section: Pendahuluanunclassified

Section: Pengaruh Perlakuan Terhadap Daya Tetasunclassified

Section: Pengaruh Perlakuan Terhadap Bobot Tetasunclassified

See 3 more Smart Citations

Pengaruh Kualitas Fisik (Bobot Dan Bentuk) Telur Itik Super Peking Putih (Sp2-F1) Terhadap Fertilitas, Daya Tetas Dan Bobot Tetas

Sutanto¹,

Kurnia²,

Aspriati³

2019

Ternak

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

The egg fertility from offspring of crossbreeding results of Bangkok chickens and laying hens

Pagala

Indi

Badaruddin

et al. 2020

IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci.

View full text Add to dashboard Cite

Estimation of Selection Accuracy and Responses of the Production Characteristics Using Different Selection Intensity in Magelang Duck

Purwantini

Ismoyowati

Santoso

2016

J. Indonesian Trop. Anim. Agric.

View full text Add to dashboard Cite

ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk menduga respon dan kecermatan seleksi karakteristik bobot tetas, pertumbuhan dan produksi telur menggunakan intensitas seleksi yang berbeda pada itik Magelang. Materi penelitian adalah itik Magelang sebanyak 408 ekor terdiri atas 8 ekor pejantan, 40 ekor induk dan 360 ekor keturunannya. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan percobaan pola tersarang, pejantan sebagai perlakuan, induk sebagai sub perlakuan, anak sebagai ulangan dan karakteristik produktif sebagai pengamatan. Sembilan ekor day old duck (dod) dari setiap induk diukur bobot tetas dan pertumbuhannya sampai umur 8 minggu. Produksi telur yang diukur adalah Hen Day Production (HDP) pada periode peneluran awal selama 90 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan intensitas seleksi berbeda (25, 50 dan 75 persen) diperoleh respon per generasi pada karakteristik bobot tetas masing-masing 2,968; 1,870 dan 0,982 g; karakteristik pertumbuhan masing-masing 0,00221; 0,00139 dan 0,00073 g sedangkan produksi telur masing-masing 1,728; 1,088 dan 0,571%. Kecermatan seleksi untuk karakteristik bobot tetas, pertumbuhan dan poduksi telur masing-masing 0,70 0,76 dan 0,51. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin sedikit proporsi induk yang dipertahankan maka semakin tinggi nilai intensitas seleksinya, se hingga respon seleksi yang diperoleh juga semakin tinggi. Kecermatan seleksi pada karakteristik produktif ditentukan oleh nilai heritabilitasnya. Kata kunci: Respon seleksi, intensitas seleksi, kecermatan seleksi, karakteristik produksi, itik Magelang ABSTRACTThis research was aimed to estimate selection response and accuracy of hatching weight, growth and egg production using different selection intensities in Magelang duck. A nested design was used in this study with experimental material was Magelang duck consisted of 8 male (treatments), 40 female (sub-treatments) and 360 offspring (replicates) and the observed parameter was productive characteristics. Nine DOD from each female were measured for hatching weight and growth up to 8 weeks old. The measured Hen Day Production (HDP) at initial laying for within days. Result showed that different selection intensities (25, 50 and 75%) led to response in 2.968; 1.870 and 0.982 g hatching weight; respectively; 0.00221, 0.00139 and 0.00073 g growth, respectively; and 1.728, 1.088 and 0.571% egg production, respectively. Selection accuracy for hatching weight, growth and egg production was 0.70, 0.76 and 0.51, respectively. Conclusively, the less preserved female proportion, the higher selection intensity value thus the higher selection response. Selection accuracy of production Ducks (D. Purwantini et al.) 61 characteristics was based on its heritability value. Selection Accuracy and Responses of Production Characteristics in

show abstract

Pengaruh Bobot Dan Frekuensi Pemutaran Telur Terhadap Fertilitas, Daya Tetas, Dan Bobot Tetas Itik Lokal

Cited by 10 publications

References 0 publications

Pengaruh Kualitas Fisik (Bobot Dan Bentuk) Telur Itik Super Peking Putih (Sp2-F1) Terhadap Fertilitas, Daya Tetas Dan Bobot Tetas

Pengaruh Kualitas Fisik (Bobot Dan Bentuk) Telur Itik Super Peking Putih (Sp2-F1) Terhadap Fertilitas, Daya Tetas Dan Bobot Tetas

The egg fertility from offspring of crossbreeding results of Bangkok chickens and laying hens

Estimation of Selection Accuracy and Responses of the Production Characteristics Using Different Selection Intensity in Magelang Duck

Contact Info

Product

Resources

About