Pengaruh Aplikasi Pupuk Mikotricho pada Budidaya Bawang Merah dengan Pengurangan Dosis Pupuk N-P-K (The Effect of Mikotricho Fertilizer Application on Shallots Cultivation by Reducing the N-P-K Dose)

Abstract

<p>Bawang merah termasuk sayuran bumbu yang dibutuhkan oleh masyarakat dan harganya bersifat fluktuatif sehingga diperlukan kecukupan produksi untuk mendukung kestabilan harga. Kecukupan produksi dapat tercapai melalui pemanfaatan lahan marjinal seperti Ultisol yang masih luas dan perbaikan teknik budidaya, di antaranya melalui aplikasi pupuk Mikotricho. Tujuan penelitian adalah mengkaji pupuk Mikotricho dengan pengurangan dosis N-P-K terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah. Penelitian berupa percobaan lapang di lahan Ultisol menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap faktorial dengan tiga ulangan. Faktor pertama, dosis pupuk Mikotricho, yaitu 10 g, 30 g, dan 50 g/tanaman, faktor kedua, pengurangan dosis N-P-K berupa Urea, SP-36, KCl, dan ZA, yaitu 0, 25%, dan 50% dari rekomendasi. Hasil penelitian menunjukkan, aplikasi pupuk Mikotricho meningkatkan jumlah daun (11,4%) dan bobot tanaman segar (49,1%) bawang merah secara linier positif dengan dosis terbaik 50 g/tanaman. Hasil umbi/rumpun dan per petak efektif (0,64 m2) dosis pupuk Mikotricho, 10 g, 30 g, dan 50 g/tanaman tidak berbeda. Pengurangan dosis N-P-K dari rekomendasi berpengaruh terhadap jumlah anakan dan bobot segar tanaman bawang merah dengan efek linier negatif, namun pengurangan 25% dosis N-P-K dapat dipilih. Pengaruh interaksi pupuk Mikotricho dengan pengurangan dosis N-P-K terjadi pada kehijauan daun dan luas daun. Pemberian pupuk Mikotricho dosis 10 g hingga 30 g/tanaman dengan pengurangan dosis N-P-K 25% hingga 50% dari rekomendasi meningkatkan kehijauan daun dan luas daun bawang merah. Implikasi dari penelitian ini adalah diperlukan sosialisasi pemanfaatan pupuk Mikotricho pada budidaya tanaman bawang merah atau tanaman sayuran lain untuk mengurangi pemakaian pupuk sintetik dan perlu dukungan industri pembuatan pupuk Mikotricho.</p><p><strong>Keywords</strong></p><p>Mikoriza; <em>Trichoderma</em>; N-P-K; Bawang merah; Lahan marginal</p><p><strong>Abstract</strong></p><p>Shallots are a spice vegetable needed by the community. Adequacy of production can be achieved through the use of Ultisols with application of Mikotricho fertilizer. The aim of this research was to study the Mikotricho fertilizer with a reduced dose of N-P-K on growth and yield of shallots. The research was a factorial RCBD with three replications. The first factor, namely 10 g, 30 g, and 50 g/plant Mikotricho fertilizer dose, the second factor, namely 0, 25%, 50% N-P-K reduction of the recommendation.The results showed that Mikotricho fertilizer increased the number of leaves (11.4%) and fresh plant weight (49.1%) of shallots, the best dose of 50 g/plant. The yield bulbs/clump and per plot (0.64 m2) 10 g, 30 g, and 50 g Mikotricho fertilizer were not different. The 25% reduction in the N-P-K can be chosen to the number of tillers and fresh weight of shallots plants. Apply of Mikotricho fertilizer 10 g until 30 g/plant with a reduction in the N-P-K of 25% until 50% increases leaf greenish and leaf area. The implication was that socialization of Mikotricho fertilizer in cultivation of shallots or other vegetable crops to reduce the use of synthetic fertilizers and needs the support of the Mikotricho fertilizer manufacturing industry.</p>

Pemberian Mikotricho dan Guano Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.)

“…Perlakuan tertinggi terdapat pada perlakuan tanpa guano dan mikotricho 50 g/tanaman (K0M3) sebesar 19,75 cm namun tidak berbeda dengan perlakuan guano 60 g/tan dan mikotricho 30 g/tanaman (K1M2) sebesar 19,00 cm dan perlakuan tanpa guano dan mikotricho 30 g/tanaman (K0M2) sebesar 19,50 cm. Pemberian pupuk mikotricho mampu meningkatkan ketersediaan hara & air, serta aktivitas mikroorganisme dalam tanah yang dapat mempercepat perkembangan tanaman lebih baik (Rokhminarsi & Utami, 2020). Pupuk guano membutuhkan waktu yang lama dalam proses penguraiannya sehingga sebaiknya diberikan pada dosis yang tinggi (Kurniawan & Jumini, 2018).…”

“…Pada parameter bobot kering biji per tanaman, perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan guano 60 g/tan dan mikotricho 30 g/tanaman (K1M2) ( 9,96 g), tidak berbeda dengan perlakuan tanpa guano dan mikotricho 50 g/tanaman (K0M3) sebesar 9,79 g. Diduga kombinasi mikotricho dan guano mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman. Mikoriza mampu menambah unsur hara makro, hara mikro serta air menjadi tersedia bagi tanaman (Rokhminarsi & Utami, 2020).…”

“…Trichoderma dapat meningkatkan pertumbuhan akar sehingga menjadi lebih banyak dan kuat serta membantu tanaman induk menyerap unsur hara seperti fosfat (Milyana, 2019). Menurut penelitian Rokhminarsi & Utami, (2020) aplikasi pupuk Mikotricho dengan dosis 50 g/tanaman pada tanaman bawang merah berpengaruh meningkatkan jumlah daun (11,4%) dan bobot tanaman segar (49,1%). Selanjutnya hasil kubis bunga paling tinggi terdapat pada dosis 20g mikoriza+20g trichoderma dengan pengurangan 25% pupuk sintetis sebesar 127,9 g (Rokhminarsi et al, 2022).…”

Application of organic fertilizer through cutting bulbs on the growth and production of red onion (Allium ascalonicum L.) in dry land

“…Salah satu aspek pemupukan adalah penggunaan dosis pupuk. Pengurangan pupuk NPK 25% dengan penambahan pupuk organik mikotrico menyebabkan peningkatan luas daun dan kehujauan pada tanaman bawang merah (Rokhminarsi et al, 2020), Pemberian pupuk organik kotoran ayam 15 ton/ha dengan penambahan pupuk mikoriza 5 g/tanaman memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian pupuk anorganik (Rosmiah et al, 2021).…”