Penerapan Pembelajarn Inquiry dengan Scaffolding Prosedural terhadap Kompetensi Literasi Saintifik Siswa Kelas X SMA pada Materi Impuls dan Momentum

Abstract

<div align="center"><table width="645" border="1" cellspacing="0" cellpadding="0"><tbody><tr><td valign="top" width="439"><p><strong>Abstract:</strong> Scientific literacy is ability to distinguish facts, concepts, principles from various information, recognize and analyze scientific investigations, evaluate, and make interpretations of the results of evaluations to be able to make conclusions. This study was to determine the effect of scientific literacy competencies of students who study with guided inquiry learning with procedural scaffolding on student cognitive learning outcomes. This research is a quasi-experimental study using a non-equivalent control group design. Data collection was carried out by pretest and postest. Pretest is used as student's initial ability data and posttest data is used as data for different tests using ANCOVA. The results showed that the classroom with the guided inquiry inquiry assisted scaffolding learning model had an influence on the results of the scientific literacy competency test with the significance of the ANCOVA test of 0.003<0.050. The percentage of influence of the application of guided inquiry with procedural scaffolding was 16.1% in scientific literacy competencies. This shows that the scientific literacy competence of the experimental class is better than the control class.</p><p><strong>Abstrak:<em> </em></strong>Literasi saintifik merupakan kemampuan seorang dalam membedakan antara fakta, konsep, prinsip dari berbagai informasi, mengenal dan mengaanalisis penyelidikan saintifik, mengevaluasinya, dan membuat interpretasi dari hasil evaluasi yang merujuk pada kesimpulan baik secara individu ataupun kelompok. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh pembelajaran inquiry dengan <em>scaffolding procedural</em> terhadap kompetensi literasi saintifik siswa. Penelitian ini mrupakan penelitian <em>quasi eksperiment</em> dengan menggunakan rancangan penelitian <em>nonequivalent control group design</em>. Pengumpulan data dilaksanakan sebelum dan sesudah penelitian pada penelitian dan kontrol. Tes sebelum penelitian digunakan sebagai data kemampuan awal siswa dan data setelah pembelajaran digunakan sebagai data untuk uji beda menggunakan ANCOVA. Hasil penelitian menunjukkan kompetensi literasi saintifik siswa yang belajar dengan model inkuiri dengan <em>scaffolding procedural</em> lebih tinggi dari siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional dengan nilai signifikansi 0.003<0.050. Persentase besar pengaruh penerapan inkuiri terbimbing dengan <em>scaffolding procedural </em>sebesar pada kompetensi literasi saintifik sebesar 16,1%. Hal ini menunjukka bahwa kemampuan kompetensi literasi saintifik kelas eksprimen lebih baik daripada kelas kontrol.</p></td></tr></tbody></table></div>

The Effect of Virtual Reality Game Based Learning to Enhance STEM Literacy in Energy Concepts

“…Integrating a STEM approach into VRGBL is also an effective strategy for enhancing junior high school students' STEM literacy. This is similar to the research results of Widayoko et al (2018), who report that incorporating STEM into teaching materials generated using impulse and momentum materials results in higher scientific literacy competence. Other research suggests that involving virtual reality (Rustono et al, 2023) and a STEM approach to learning may promote students' scientific literacy (Listiana et al, 2019;Wahyu et al, 2020;Prasetyo et al, 2021).…”

Implementasi Pembelajaran Impuls dan Momentum: Review Publikasi Ilmiah

“…Pembelajaran inkuiri yang disertai scaffolding ini akan memudahkan siswa dalam mendukung penyelidikan dan memiliki efek yang signifikan lebih baik dalam membantu siswa mengembangkan pemahaman dan penalaran mereka daripada pembelajaran inkuiri tanpa scaffolding (Lin et al, 2012). Adanya peningkatan kemampuan literasi saintifik siswa, dengan hasil pengaruh intervensi yang diberikan pada kelas eksperimen terhadap kompetensi literasi saintifik sebesar 16,1% dalam penelitian (Izzati & Handayanto, 2021). Metode pembelajaran yang memikirkan bagaimana mendorong keaktifan siswa keterlibatan dan bagaimana menyelesaikan berbagai masalah dengan melibatkan mereka untuk berpartisipasi dalam kelompok yaitu pembelajaran kolaboratif (Ntobuo, 2021).…”

Science Literacy Profile of Junior High School Students on Context, Competencies, and Knowledge

“…Students will be able to draw appropriate conclusions and analyze and evaluate information, statements, and arguments in various representations as part of interpreting data and evidence scientifically. In addition, students must be able to compile tables and display data in various formats (Widayoko, 2018). In short, to have scientific literacy competence, students must have content, procedural, and epistemic knowledge.…”

“…The results of the PISA study, which is conducted by the OECD every three years, show that the average scientific literacy ability of Indonesian students in 2000, 2003, 2006, 2009, 2012, 2015, 2018was 393, 395, 393, 385 respectively., 375, 403, and 396 (OECD, 2019. Because students' achievement is below the PISA completion average, their scientific literacy results still need to be higher.…”