Tujuan penulisan artikel ini adalah mendeskripsikan gerakan ramah anak dalam pendidikan agama Kristen di tengah budaya Suku Bali yang patriarki. Di mana, budaya patriarki dibangun atas dasar hierarki dominasi laki-laki dalam tatanan kehidupan keluarga dan perempuan lebih diarahkan untuk mengurusi kebutuhan dapur, sehingga kesetaraan gender menjadi tidak seimbang. Hal ini tentu tidak ramah terhadap anak dalam konteks dunia modern yang menuntut kesetaraan gender dalam berbagai hal. Adapun metode penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Dalam kajian ini, peneliti menemukan bahwa Gerakan ramah anak dapat dimuat dalam Pendidikan Agama Kristen. Dimulai dengan memahami dan mengajarkan kepada anak dasar teologi anak, yang mana mengingatkan anak tentang harkat dan martabat yang mereka miliki adalah sama. Kemudian juga mengingatkan orang tua untuk dapat mengubah cara berpikir patriarki menjadi ramah anak, dengan cara membantu orang tua menyadari martabat semua anak, termasuk anak perempuan. Teologi anak menjadi salah satu upaya gereja untuk memperkenalkan Tuhan dan apa kehendak-Nya dalam perspektif anak. Oleh karena itu, pergeseran pemahaman ini memberikan dampak luas dan mendalam bagi jemaat suku Bali.