Lanjut usia (lansia) di masyarakat sering dipersepsikan sebagai kelompok lemah dan tidak mampu berpartisipasi secara aktif. Untuk meningkatkan angka kualitas hidup pada lansia, pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) membentuk Bina Keluarga Lansia (BKL) sebagai suatu wadah untuk membentuk lansia yang sejahtera. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep BKL sebagai sebuah gerakan sosial dalam meningkatkan kualitas hidup lansia. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah telaah sistematik dari 2 database nasional yang terdiri dari Science and Technology Index (SINTA) dan Google Scholar antara tahun 2015-2020. Kriteria inklusi yang digunakan antara lain: (1) artikel berbahasa Inggris dan Indonesia; (2) jenis penelitian kualitatif/kuantitatif; dan (3) artikel tentang tingkat bina keluarga lansia sebagai gerakan sosial. Dari total 15 artikel yang dianggap memenuhi kriteria inklusi dan lolos proses skrining, semuanya menggunakan diagram Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA). Critical review yang dilakukan mengikuti pedoman Critical Appraisal Skills Program (CASP) dari Cochrane. Artikel terpilih dianalisis menggunakan RobVis'Tracking Media untuk mendapatkan hasil ekstraksi Risk of Bias. Hasil diketahui bahwa berdasarkan tipologi gerakan sosial yang didasarkan pada tujuan dan sasaran, dapat disimpulkan bahwa BKL dapat dikategorikan sebagai sebuah gerakan sosial. Kehadiran BKL yang merupakan inisiatif pemerintah serta didukung oleh berbagai kalangan akademisi dan kader telah terbukti memiliki berbagai manfaat dalam meningkatkan aktivitas dan partisipasi lansia melalui kegiatan-kegiatan yang berpedoman kepada 7 dimensi lansia tangguh. Selain itu, adanya BKL dapat membantu mengubah persepsi masyarakat terhadap lansia yang sebelumnya dianggap lemah dan tak berdaya menjadi aktif serta masih mampu berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat.