2012
DOI: 10.24244/jni.vol1i2.92
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Penanganan Anestesi pada Cedera Otak Traumatik

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
2

Citation Types

0
0
0
7

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(7 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
7
Order By: Relevance
“…Robekan langsung pembuluh darah akibat gaya geseran antar jaringan di otak sewaktu trauma akan menyebabkan perdarahan subaraknoid maupun intraserebral. 10,11 Perdarahan dapat mengisi ventrikel atau hematom yang merusak jaringan. Darah dan bahan vasoaktif yang dilepas mendorong terjadinya spasme arteri, yang berakibat menurunnya perfusi serebral.…”
Section: Perdarahan Intraserebral Traumatikunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Robekan langsung pembuluh darah akibat gaya geseran antar jaringan di otak sewaktu trauma akan menyebabkan perdarahan subaraknoid maupun intraserebral. 10,11 Perdarahan dapat mengisi ventrikel atau hematom yang merusak jaringan. Darah dan bahan vasoaktif yang dilepas mendorong terjadinya spasme arteri, yang berakibat menurunnya perfusi serebral.…”
Section: Perdarahan Intraserebral Traumatikunclassified
“…Penyebab paling umum dari cedera sekunder ialah hipoksia dan iskemi serebral. 11 Gambar 1. Perdarahan intraserebral traumatik.…”
Section: Perdarahan Intraserebral Traumatikunclassified
“…Berdasarkan tingkat kesadaran menurut skor Glasgow Coma Scale (GCS) maka COT dapat diklasifikasikan pasca resusitasi, yaitu cedera kepala ringan (GCS 13-15), cedera kepala sedang (GCS 9-12), dan cedera berat (GCS <8). [10][11][12] Pasien ini mengalami cedera otak primer yang terjadi akibat benturan langsung pada kepalanya saat terbentur dengan lantai masjid. Cedera kepala diklasifikasikan ke dalam cedera primer dan cedera sekunder.…”
Section: Kondisi Pasienunclassified
“…Cedera sekunder dapat disebabkan halhal berikut: 1) disfungsi respirasi (hipoksemia, hiperkarbia), 2) instabilitas kardiovaskuler (hipotensi, curah jantung rendah), 3) peningkatan tekanan intrakranial, dan 4) gangguan parameter biokimiawi lainnya. [10][11][12][13] Pada pasien ini dijumpai riwayat tidak sadar mulai dari awal cedera sampai di rumah sakit, tidak ada lucid interval, dan pupil yang anisokor. Jenis EDH yang terjadi pada pasien ini kemungkinan masih bersifat akut, namun operasi dilakukan setelah 24 jam sejak cedera/ benturan yang pertama terjadi disebabkan jauhnya perjalanan menuju rumah sakit, sehingga dapat diprediksi kemungkinan angka keberhasilan penanganan menjadi lebih kecil.…”
Section: Kondisi Pasienunclassified
See 1 more Smart Citation