Beberapa daerah di Indonesia saat sekarang ini banyak yang berpotensi mengalami genangan akibat kenaikan muka air laut, salah satunya adalah Kota Padang. Kota Padang merupakan pusat administrasi dan kawasan utama penggerak ekonomi di Sumatera Barat. Secara topografi Kota Padang terdiri atas daerah pantai dan dataran rendah, sehingga naiknya permukaan air laut akan mengakibatkan sebagian daerah di pesisir Kota Padang yang tingginya hampir sama dengan permukaan laut diprediksikan akan tergenang. Untuk mengetahui serta melihat dampak kenaikan muka laut yang akan terjadi dilakukan dengan menggunakan pendekatan secara spasial. Penelitian ini menggunakan pendekatan spasial melalui pengolahan titik tinggi di lokasi pengamatan dan pengolahan data kedalaman laut untuk mendapatkan nilai harmonik pasang surut dari tahun 2021 sampai 2023, yang diolah menggunakan aplikasi MIKE21. Kemudian diolah untuk mendapatkan nilai rata-rata MSL (Mean Sea Level) serta nilai maksimum bulanan dan tahunan. Dalam pembuatan model genangan dilakukan perhitungan dengan menggunakan persamaan WD = Con (Con ("DEM" <= “tinggi genangan”1, 0). Hasil yang didapat pada penelitian ini luas genangan eksisting akibat dari air pasang Kecamatan padang Barat sebesar 12,229 hektar dengan tinggi genangan 0,749 meter, Kecamatan Padang Utara 831,1893 hektar dengan tinggi genangan 0,675 meter, dan Padang Selatan 831,1893 hektar dengan tinggi genangan 0,654 meter. Luas prediksi genangan pada tahun 2030 di Kecamatan Padang Barat mencapai 17,812 Ha, Kecamatan Padang Selatan 0,744 Ha, Padang Utara 18,877 Ha dan mengalami peningkatan pada tahun 2070 untuk kecamatan Padang Barat 27,515 Ha, Padang Selatan 1,368 Ha, dan Padang Utara 26,650 Ha.