Abstract:In an effort to increase the value of the Electrification Ratio value reaches 99.9% andUtilization of New and Renewable Energy (EBT) of up to 25% by 2025 is requiredThe General Plan for National Energy (RUEN) which is revealed to be the General DraftRegional Energy (RUED). Sumbawa as an area in West Nusa Tenggarahas the potential for EBT in the form of Solar Energy Potential, Hydro Energy, and Thermal EnergyEarth and Sea Energy require strategic policies to manage andmeet the energy security of the region. Thi… Show more
“…Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 Tentang Rancangan Umum Energi Nasional (RUEN) untuk mencapai nilai Rasio Elektrifikasi mencapai 99,9 % pada tahun 2025, maka untuk mendorong hal tersebut dengan harga Energi bersumber dari fosil akan mengalami penurunan sehingga inovasi dikembangkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT), secara nasional energy baru terbarukan memiliki bagian sebesar 23% dari pemanfaatan energi nasional dimana nilai 23% tersebut mencapai 92,2 MTOE atau setara dengan 45 Giga Watt (GW) [1][2] [3]. Kebijakan-kebijakan mengenai energi nasional yang dibentuk agar dapat dijadikan sebagai payung hukum dalam hubungan kebijakan pemerintah mengenai energi.…”
AbstrakDalam upaya meningkatkan nilai rasio elektrifikasi mencapai 99,9% dan pemanfataan energi baru terbarukan (EBT) hingga 25% pada tahun 2025 diperlukan Rancangan Umum Energi Nasional (RUEN) yang diturunkan menjadi Rancangan Umum Energi Daerah (RUED). Potensi energi baru terbarukan baik berupa potensi energi surya, hidro, panas bumi maupun laut memerlukan kebijakan strategis untuk mengelola dan memenuhi ketahanan energi. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksikan kebutuhan energi dan melakukan pemetaan potensi energi baru terbarukan, sehingga diperoleh bauran energi yang seimbang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan piranti lunak Long-range Energy Alternatives Planning system (LEAP) dengan metode pendekatan sistem dinamik. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa potensi energi baru terbarukan dapat diintegrasikan dalam RUED untuk memenuhi kebutuhan energi di wilayah ini. Penelitian ini dapat menghasilkan prediksi bahwa emisi CO2 diproyeksikan akan naik 1,8 kali lipat dari 32,5 juta ton pada tahun 2019 menjadi 59,1 juta ton pada tahun 2028, sebagian besar pembangkit masih didominasi oleh hydro power dari 2020-2050, dan investor terkendala biaya produksi yang tinggi, sehingga pembangkit listrik di Sumatera masih didominasi oleh pembangkit listrik bahan bakar fosil. Kata Kunci: Sumatera, Energi Terbarukan, Long-range Energy Alternatives Planning system, emisi
“…Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 Tentang Rancangan Umum Energi Nasional (RUEN) untuk mencapai nilai Rasio Elektrifikasi mencapai 99,9 % pada tahun 2025, maka untuk mendorong hal tersebut dengan harga Energi bersumber dari fosil akan mengalami penurunan sehingga inovasi dikembangkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT), secara nasional energy baru terbarukan memiliki bagian sebesar 23% dari pemanfaatan energi nasional dimana nilai 23% tersebut mencapai 92,2 MTOE atau setara dengan 45 Giga Watt (GW) [1][2] [3]. Kebijakan-kebijakan mengenai energi nasional yang dibentuk agar dapat dijadikan sebagai payung hukum dalam hubungan kebijakan pemerintah mengenai energi.…”
AbstrakDalam upaya meningkatkan nilai rasio elektrifikasi mencapai 99,9% dan pemanfataan energi baru terbarukan (EBT) hingga 25% pada tahun 2025 diperlukan Rancangan Umum Energi Nasional (RUEN) yang diturunkan menjadi Rancangan Umum Energi Daerah (RUED). Potensi energi baru terbarukan baik berupa potensi energi surya, hidro, panas bumi maupun laut memerlukan kebijakan strategis untuk mengelola dan memenuhi ketahanan energi. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksikan kebutuhan energi dan melakukan pemetaan potensi energi baru terbarukan, sehingga diperoleh bauran energi yang seimbang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan piranti lunak Long-range Energy Alternatives Planning system (LEAP) dengan metode pendekatan sistem dinamik. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa potensi energi baru terbarukan dapat diintegrasikan dalam RUED untuk memenuhi kebutuhan energi di wilayah ini. Penelitian ini dapat menghasilkan prediksi bahwa emisi CO2 diproyeksikan akan naik 1,8 kali lipat dari 32,5 juta ton pada tahun 2019 menjadi 59,1 juta ton pada tahun 2028, sebagian besar pembangkit masih didominasi oleh hydro power dari 2020-2050, dan investor terkendala biaya produksi yang tinggi, sehingga pembangkit listrik di Sumatera masih didominasi oleh pembangkit listrik bahan bakar fosil. Kata Kunci: Sumatera, Energi Terbarukan, Long-range Energy Alternatives Planning system, emisi
Electricity consumption in Padang Lawas Regency has increased every year, namely 59,962,000 kWh in 2018, and reached 74,060320,5 kWh in 2020. This increase is in line with the population growth rate so that it also has an impact on land availability. Forecasting electricity consumption absolutely must be done because it greatly affects the distribution and availability of electrical energy. There are three problems related to electrical energy resources. First, the availability of electricity will decrease as demand increases. The second is the increase in population which has an impact on improving the quality of life of the community and the availability of electricity. Third, the increase in land conversion is increasingly massive, causing population density and energy needs in the region to increase. For this reason, it is necessary to project the need for electrical energy for the population and land conversion in Padang Lawas Regency in 2021-2050. The objectives of this study can be used as a basis and choice for policy and strategy making in regional development planning by the Padang Lawas Regional Government. This is done so that the problem of electricity availability can be resolved. This research was conducted using the PowerSim Studio 10 application by simulating a dynamic system model involving several variables that influence each other. The results showed that population variables affect land requirements and total energy consumption. Analysis of electricity availability in Padang Lawas Regency until 2050 will experience an increase in electricity consumption accompanied by an increase in population and land conversion. Based on the results of the simulation scenario, the availability of electricity in Padang Lawas Regency can meet the total electricity consumption needs until 2050, either with or without intervention.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.