2017
DOI: 10.18592/al-banjari.v16i2.1464
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pemikiran Keagamaan Muhammad Basuni Imran

Abstract: Abstract:Basuni Muhammad Imran was an Indonesian reformer who live in Sambas, West Kalimantan, it has brought this area to reach the peak of science and modernity. The main patterns of Muhammad Basuni Imran thought is traditionalism, inclusivism and flexible in medium but strong in thaw a bit. This study revealed substantial contributions of Muhammad Basuni Imran in Islamic legal thought especially in purposes in Islamic laws (maqasid shari'a) and Islamic politic (siyasah shariah), through the implementation … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2021
2021
2022
2022

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(1 citation statement)
references
References 1 publication
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Dipilihnya bahasa Melayu dan aksara Jawi, sebagai penulisan Tafsīr Tūjuh Sūrah dan Āyāt aṣ-Ṣiyām, karena kitab-kitab klasik yang berkembang di Nusantara dominan menggunakan bahasa Melayu dan aksara Jawi, baik kitab syair, fikih, tasawuf, tafsir dan lain sebagainya. Demikian pula, di lingkungan Kesultanan Sambas, kitab-kitab yang ditulis oleh ulama-ulama Sambas dan kitab awal yang diproklamirkan oleh Muhammad Basiuni Imran sebelum menulis kedua tafsirnya, seperti kitab tarikh (Tarjamah Durus al-Tarikh Syariat ditulis pada tahun 1912 M), kitab akidah (Bidayah al-Tawhid fi al-Tawhid ditulis pada tahun 1918 M), kitab fikih (Risalah Cahaya Suluh ditulis pada tahun 1920 M), kitab sejarah Nabi Muhammad Saw (Khulashah Sirah al-Muhammadiyyah), 91 dan sejumlah kitab lainnya, rata-rata ditulis dengan menggunakan bahasa Melayu dengan aksara Jawi.…”
unclassified
“…Dipilihnya bahasa Melayu dan aksara Jawi, sebagai penulisan Tafsīr Tūjuh Sūrah dan Āyāt aṣ-Ṣiyām, karena kitab-kitab klasik yang berkembang di Nusantara dominan menggunakan bahasa Melayu dan aksara Jawi, baik kitab syair, fikih, tasawuf, tafsir dan lain sebagainya. Demikian pula, di lingkungan Kesultanan Sambas, kitab-kitab yang ditulis oleh ulama-ulama Sambas dan kitab awal yang diproklamirkan oleh Muhammad Basiuni Imran sebelum menulis kedua tafsirnya, seperti kitab tarikh (Tarjamah Durus al-Tarikh Syariat ditulis pada tahun 1912 M), kitab akidah (Bidayah al-Tawhid fi al-Tawhid ditulis pada tahun 1918 M), kitab fikih (Risalah Cahaya Suluh ditulis pada tahun 1920 M), kitab sejarah Nabi Muhammad Saw (Khulashah Sirah al-Muhammadiyyah), 91 dan sejumlah kitab lainnya, rata-rata ditulis dengan menggunakan bahasa Melayu dengan aksara Jawi.…”
unclassified