Pemetaan Kawasan Rawan Tanah Longsor di Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Abstract

Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul, Yogyakarta merupakan daerah yang didominasi oleh perbukitan dan sering mengalami tanah longsor. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan kerawanan tanah longsor di daerah penelitian dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Parameter yang digunakan dalam pembobotan dan perhitungan AHP meliputi parameter jenis batuan atau litologi, kemiringan lereng, dan tata guna lahan. Hasil perhitungan pembobotan AHP menunjukkan bahwa kemiringan lereng menduduki peringkat paling tinggi, disusul oleh jenis batuan, dan tata guna lahan. Peta kerawanan tanah longsor menunjukkan bahwa Desa Tegalrejo dan Mertelu didominasi oleh zona kerawanan tanah longsor yang tinggi, sedangkan desa yang lain berada di zona kerawanan sedang hingga rendah. Hasil pemetaan ini dapat digunakan oleh masyarakat dan pemerintah setempat sebagai dasar tindakan mitigasi dan pengembangan wilayah.

Prioritization of Halal Product Areas in Bangkalan Regency

“…The results of the analysis show a CR value of 0.05, which means that the pairwise comparison value on the given matrix is consistent. This is in accordance with Thomas L. Saaty's assertion that the results of the analysis are acceptable (Budianta, 2021), and consistent when the CR value is less than 0.1 (Supriadi 2019) also stated that if the CR value is consistent, there is no need to take data again, so in this study there is no need to redistribute questionnaires. The top level of the AHP hierarchy is the goal level, below which there are five elements of criteria.…”

“…This model was developed by Thomas L. Saaty in the 1970s, citing in a book written by Supriadi et al (2018) that the problem is described in a multi-level structure where the first level is the goal, followed by the level of factors, criteria, sub-criteria, and so on down to the last level of alternatives. According to (Arsil et al, 2022) AHP is a quantitative form of relative importance of several sets of criteria, this model is also able to give a very large weight to alternatives (Budianta, 2021). This method uses alternative rankings to consider objective and subjective factors.…”

Penerapan Metode SWOT-MAGIQ Sebagai Strategi Peningkatan Pelayanan Jasa Laundry

“…Sementara itu, AHP, melalui pendekatan nilai eigen, memungkinkan pembobotan kriteria berdasarkan perbandingan berpasangan, yang mempertimbangkan preferensi dan penilaian subjektif dari pengambil keputusan. AHP sendiri telah diterapkan dalam berbagai penelitian, seperti yang ditunjukkan oleh (Budianta, 2021;Oktafiawan Nugroho & Budhiati Veronica, 2021;Saputra & Nugraha, 2020;Sawung Rakasiswi & Badrul, 2020).…”

Karakterisasi Longsor untuk Analisis Kerawanan Bencana Longsor di Baturturu, Kabupaten Gunungkidul

“…Area ini berada pada daerah dengan penggunaan lahan tegalan. Menurut Budianta (2021), ketebalan tanah yang sangat tebal dengan kapasitas infiltrasi yang sangat cepat menjadikan beban lereng menjadi sangat rentan. Sedangakan area dengan kerawanan longsor tinggi tersebar secara tidak merata pada bagian tengah yang menempati 3% daerah Hasil pengujian sifat fisik tanah pada area kerawanan longsor tingkat tinggi di dapatkan hasil kadar air tanah sebesar 23,249%, berat volume tanah sebesar 1,336 gr/cc, batas cair tanah (LL) sebesar 69 %, dan batas plastis tanah (PL) sebesar 38% (lihat Tabel 5).…”