Pembuatan Pupuk Organik Padat dengan Cara Aerob

Nurjannah, Nurjannah; Afdatullah, Lukmanul; Abdullah, Dwi Nurhudaeni; Jaya, Fitra; Ifa, La

doi:10.33536/jcpe.v4i2.467

“…Penekanan pada aspek ini penting mengingat keberhasilan pembuatan kompos sangat tergantung pada pengaturan proporsi dan kondisi pengomposan. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, yang menyatakan bahwa aspek teknis dalam pembuatan kompos memiliki peran krusial dalam kualitas hasil akhir [13].…”

Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified

TRAINING ON COMPOSTING COCOA LEAF WASTE (Theobroma cacao) IN WATES VILLAGE, Sumbergempol District, Tulungagung Regency

Fatimah,

Martha

2024

EJPM

0

View full text Add to dashboard Cite

Chocolate (Theobroma cacao) is one of the largest plantation commodities in Indonesia. Along with the increase in cocoa exports, expansion of cocoa plantations was carried out to increase the number of exports and meet demand for cocoa in the domestic market. Wates Village, located in Sumbergempol District, is one of the villages that has a community-owned cocoa plantation. However, one of the problems faced by cocoa plantations is the large amount of leaf waste produced every day. Improper processing of cocoa leaf waste can cause environmental pollution. Based on this, education and training regarding making compost from cocoa leaf waste is needed for residents. With this guidance and training, it is hoped that residents will be aware of the negative impact of improper processing of cocoa leaf waste on the environment, and can utilize this waste into compost which will later be used to meet residents' fertilizer needs. Because the majority of residents in the village are farmers.

show abstract

“…Rasio terbaik adalah 60:40 dengan kadar nitrogen 0,491 dan P2O5 0,251. Nilai P2O5, nitrogen dan K2O hasil penelitian ini lebih rendah dari yang dilaporkan (Sulistiani, 2014); (Hastuti et al, 2017); (Adam & Magfoer, Mochamad Dawam Haryono, 2018); (Novita et al, 2018); (Agung et al, 2019); (Nurjannah et al, 2019); (Annis, Ifa, & Nurjannah, 2019). Kadar K2O hasil penelitian ini belum memenuhi standar SNI, sejalan dengan penelitian yang dilaporkan (Adi H et al, 2018).…”

Section: Pengaruh Rasio Bahan Terhadap Kadar N P K Untuk Pupuk Yang D...unclassified

Pembuatan Pupuk Kompos Dari Limbah Produksi Biohidrogen Yang Berbahan Baku Ampas Kelapa

Ifa

¹

,

Syarif

²

,

Hasan

³

et al. 2020

ILTEK

1

0

View full text Add to dashboard Cite

Ampas kelapa hasil samping (limbah) pembuatan biohidrogen masih memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan ampas kelapa berpotensi untuk dimanfaatkan dan diolah menjadi kompos. Penelitian ini dilakukan dengan membuat variasi rasio antara limbah biohidrogen dan kotoran sapi dengan perbandingan 100:0; 80:20; 60:40; 40:60; 20:80 kemudian ditempatkan pada alat pengomposan. Dari penilitian ini diperoleh kandungan BOD, COD, TSS pada limbah biohidrogen (ampas kelapa) masih sangat tinggi, belum dapat dibuang langsung ke lingkungan karena dibutuhkan proses lebih lanjut dengan menjadikannya sebagai kompos. Dipelajari variabel yang berpengaruh pada proses pengomposan, yaitu waktu pengomposan dan rasio limbah biohidrogen dan kotoran sapi. Uji akhir yang dianalisis adalah kandungan unsur hara untuk menentukan kualitas kompos. Analisis pH selama proses pengomposan menujukkan hasil rata-rata optimal yaitu pH berkisaran antara 6-8 sesuai SNI 19-7030-2004 pH yang diizinkan antara 6,8-7,49 dan analisis suhu selama proses pengomposan masih berada pada fase mesofilik dengan suhu berkisaran 27-30 oC. C/N rasio kompos yang memenuhi syarat SNI 19-7030-2004 adalah ratio 80 : 20; 60:40; 40:60; dan 20 : 80 dengan nilai C/N rasionya 9,816%, 11,902%,10,938%,dan 13,516%.

show abstract

“…Gambar 2 menunjukkan bahwa nilai pH pada pekan kedua proses pengomposan cenderung meningkat akibat perubahan bahan organik menjadi CO2 dan kation basa hasil mineralisasi bahan organik Hal ini, sejalan dengan yang dilaporkan (Ismayana et al, 2014). Nilai pH dari penelitian ini serupa dengan nilai pH yang dilaporkan (Nurdini et al, 2016) yakni pH 7; (Hastuti, Samudro, & Sumiyati, 2017) yakni pH 7,28-7,48; (Agung et al, 2019) yakni pH 7,8 dan lebih rendah dari penelitian yang dilaporkan (Putra et al, 2015) yakni 7,86; (Cundari, Arita, Komariah, Agustina, & Bahrin, 2019) yakni pH 9,01; (Nurjannah, Afdatullah, Abdullah, Jaya, & Ifa, 2019) yakni 8,17-8,40. Menurut (Widarti, Wardhini, & Sarwono, 2015) nilai pH optimum proses pengomposan antara 6,5 sampai dengan 7,5 biasanya pH kompos yang sudah matang mendekati netral.…”

Section: Pengaruh Waktu Terhadap Ph Komposunclassified

“…Rasio terbaik adalah 60:40 dengan kadar nitrogen 0,491 dan P2O5 0,251. Nilai P2O5, nitrogen dan K2O hasil penelitian ini lebih rendah dari yang dilaporkan (Sulistiani, 2014); (Hastuti et al, 2017); (Adam & Magfoer, Mochamad Dawam Haryono, 2018); (Novita et al, 2018); (Agung et al, 2019); (Nurjannah et al, 2019); (Annis, Ifa, & Nurjannah, 2019). Kadar K2O hasil penelitian ini belum memenuhi standar SNI, sejalan dengan penelitian yang dilaporkan (Adi H et al, 2018).…”

Section: Pengaruh Rasio Bahan Terhadap Kadar N P K Untuk Pupuk Yangunclassified

Pembuatan Pupuk Kompos Dari Limbah Produksi Biohidrogen Yang Berbahan Baku Ampas Kelapa

Ifa

¹

,

Hasan

²

,

Sangkala

³

2020

ILTEK

0

View full text Add to dashboard Cite

Ampas kelapa hasil samping (limbah) pembuatan biohidrogen masih memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan ampas kelapa berpotensi untuk dimanfaatkan dan diolah menjadi kompos. Penelitian ini dilakukan dengan membuat variasi rasio antara limbah biohidrogen dan kotoran sapi dengan perbandingan 100:0; 80:20; 60:40; 40:60; 20:80 kemudian ditempatkan pada alat pengomposan. Dari penilitian ini diperoleh kandungan BOD, COD, TSS pada limbah biohidrogen (ampas kelapa) masih sangat tinggi, belum dapat dibuang langsung ke lingkungan karena dibutuhkan proses lebih lanjut dengan menjadikannya sebagai kompos. Dipelajari variabel yang berpengaruh pada proses pengomposan, yaitu waktu pengomposan dan rasio limbah biohidrogen dan kotoran sapi. Uji akhir yang dianalisis adalah kandungan unsur hara untuk menentukan kualitas kompos. Analisis pH selama proses pengomposan menujukkan hasil rata-rata optimal yaitu pH berkisaran antara 6-8 sesuai SNI 19-7030-2004 pH yang diizinkan antara 6,8-7,49 dan analisis suhu selama proses pengomposan masih berada pada fase mesofilik dengan suhu berkisaran 27-30 oC. C/N rasio kompos yang memenuhi syarat SNI 19-7030-2004 adalah ratio 80 : 20; 60:40; 40:60; dan 20 : 80 dengan nilai C/N rasionya 9,816%, 11,902%,10,938%,dan 13,516%.

show abstract

Pembuatan Pupuk Organik Padat dengan Cara Aerob

Cited by 8 publications

References 0 publications

TRAINING ON COMPOSTING COCOA LEAF WASTE (Theobroma cacao) IN WATES VILLAGE, Sumbergempol District, Tulungagung Regency

TRAINING ON COMPOSTING COCOA LEAF WASTE (Theobroma cacao) IN WATES VILLAGE, Sumbergempol District, Tulungagung Regency

Pembuatan Pupuk Kompos Dari Limbah Produksi Biohidrogen Yang Berbahan Baku Ampas Kelapa

Pembuatan Pupuk Kompos Dari Limbah Produksi Biohidrogen Yang Berbahan Baku Ampas Kelapa

Contact Info

Product

Resources

About