2017
DOI: 10.24042/atjpi.v8i2.2124
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pembelajaran Fiqih Berbasis Masalah melalui Kegiatan Musyawarah di Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang

Abstract: This article provides a description of the implementation of problem-based learning of fiqih with musyawarah activities at Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang Central Java. The problem of this article focuses on two problems, how the implementation of problem-based learning of fiqih by musyawarah at Pondok Pesantren Al-Anwar and the advantages and disadvantages of problem based-learning of fiqh with musyawarah activities. This paper is the result of qualitative research using case study method. Data colle… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
1
0
3

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(4 citation statements)
references
References 8 publications
0
1
0
3
Order By: Relevance
“…Kata Musyawarah berasal dari Bahasa arab yaitu syawara yang artinya berunding atau mengajukan sesuatu, musyawarah memiliki tujuan untuk mencapai mufakat atau persetujuan. Dalam musyawarah tersebut mempelajari atau membahas Pelajaran yang telah di ajarkan, didalamnya membahas Pelajaran yang telah disampaikan yang belum dipahami oleh santri, kemudian di bahas secara Bersama-sama untuk menemukan jawaban (Rohman, 2017).…”
Section: Metode Musyawarahunclassified
“…Kata Musyawarah berasal dari Bahasa arab yaitu syawara yang artinya berunding atau mengajukan sesuatu, musyawarah memiliki tujuan untuk mencapai mufakat atau persetujuan. Dalam musyawarah tersebut mempelajari atau membahas Pelajaran yang telah di ajarkan, didalamnya membahas Pelajaran yang telah disampaikan yang belum dipahami oleh santri, kemudian di bahas secara Bersama-sama untuk menemukan jawaban (Rohman, 2017).…”
Section: Metode Musyawarahunclassified
“…Kedua santri memerankan diri sebagaimana peran guru sehingga dia siap kapan pun juga untuk terjun di masyarakat. Ketiga santri terbiasa untuk saling menghargai pendapat orang lain (Rohman, 2017). Mengenai materi untuk mereka yang kelas bawah tidak boleh memakai literatur yang tidak direkomendaikan oleh mustahik atau kyai.…”
Section: Pendidikan Islam Transformatifunclassified
“…Di lain sisi, bisa dilihat dari semakin banyaknya kejahatan yang terjadi seperti perampasan, perampokan, pemerkosaan dan kenakalan remaja yang semakin merajalela. Karena pada dasarnya masa remaja adalah pencarian jati diri [6]. Apabila salah bergaul maka akan salah pula jalan yang ditempuh.…”
Section: Pendahuluanunclassified