ABSTRAKPisang Mas Kirana merupakan plasma nuftah sekaligus ikon Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur. Pisang Mas Kirana ditetapkan sebagai sumber daya genetik Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 516/Kpts/SR.120/12/2005. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan pola pembentukan modal usaha dan strategi pengembangan komoditas pisang Mas Kirana sebagai upaya untuk menjaga kelestarian plasma nuftah Indonesia. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara terstruktur. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik snowball sampling. Analisis data dilakukan dengan metode analisis Fishbone dan Force Field Analysis (FFA). Hasil penelitian didapatkan bahwa pola pembentukan modal usaha pisang Mas Kirana terdiri modal keluarga, modal lembaga keuangan, modal lembaga non keuangan, dan modal pribadi. Proses identifikasi menghasilkan 7 (tujuh) faktor pendorong dan 7 (tujuh) faktor penghambat pengembangan pisang Mas Kirana. Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) pengembangan kelompok tani pisang Mas Kirana pada dimensi faktor pendorong ialah komoditas pisang mas kirana memiliki keunggulan komparatif dan bersertifikat Indikasi Geografis (IG), sedangkan pada dimensi faktor penghambat ialah lemahnya sumber daya petani dalam pengelolaan dan pengembangan keuangan kelompok. Berdasarkan nilai FKK faktor pendorong dan faktor penghambat maka strategi yang direkomendasikan ialah rekayasa kelembagaan petani melalui pembentukan koperasi tani pisang Mas Kirana. Kata kunci: FFA, kelembagaan pertanian, pisang mas kirana, strategi pengembangan ABSTRACT Mas Kirana's banana is a germplasm as well as an icon of Lumajang District, East Java Province. Mas Kirana bananas are designated as Indonesian genetic resources based on the Decree of the Minister of Agriculture of the Republic of Indonesia Number 516/Kpts/SR.120/12/2005. This study aims to formulate a pattern of business capital formation and development strategy for Mas Kirana banana commodity as an effort to preserve Indonesia's germplasm. Data collection was done by structured interview method. Determination of the sample is done by snowball sampling technique. Data analysis was carried out using qualitative descriptive methods and Force Field Analysis (FFA). The results showed that the pattern of capital business capital formation for Mas Kirana's banana consisted of family capital, financial institution capital, non-financial institutional capital, and personal capital. The identification process resulted in 7 (seven) driving factors and 7 (seven) inhibiting factors for Mas Kirana banana development. Key Success Factors (FKK) for developing Mas Kirana Banana Farmers Groups on the driving factor dimension are the Mas Kirana Banana commodity which has a comparative advantage and is certified Geographically Indication (GI), while the inhibiting factor dimension is the weakness of farmer resources in managing and developing group finances. Based on the FKK value of the driving and inhibiting factors, the recommended strategy is farmer institutional engineering...