2015
DOI: 10.24198/kltv.v14i2.12074
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pemanfaatan jenis-jenis pisang (banana dan plantain) lokal Jawa Barat berbasis produk sale dan tepung

Abstract: Banana is a horticultural commodity (fruit) that can be eaten immediately or processed. Banana is a fruit that is not durable, therefore efforts should be made to make it more durable and the sale is processed into flour. The purpose of this research was to analyze the use of several types of bananas for figs or flour. Organoleptic (test descriptions and hedonic test) Tests was conducted some banana fig and flour samples. The number of panelists that five people were taken randomly. The results are obtained th… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
2
0
10

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
6
2

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 13 publications
(12 citation statements)
references
References 0 publications
0
2
0
10
Order By: Relevance
“…Pisang batu (Musa balbisiana) merupakan jenis pisang dengan pemanfaatan yang kurang optimal (Musita, 2014). Pisang batu sebagai jenis pisang plantain lebih baik untuk dijadikan tepung dibandingkan jenis banana (Putri et al, 2015). Pisang batu memiliki kandungan prebiotik fructooligosakarida (FOS) sebesar 427,03 mg/ml (Musita, 2012).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pisang batu (Musa balbisiana) merupakan jenis pisang dengan pemanfaatan yang kurang optimal (Musita, 2014). Pisang batu sebagai jenis pisang plantain lebih baik untuk dijadikan tepung dibandingkan jenis banana (Putri et al, 2015). Pisang batu memiliki kandungan prebiotik fructooligosakarida (FOS) sebesar 427,03 mg/ml (Musita, 2012).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pada tahun 2014, produksi pisang di Indonesia mencapai 7.008.407 ton [1]. Buah dan daun pisang merupakan bagian dari pisang yang umum dimanfaatkan, namun produksi pisang yang melimpah menandakan limbah batang pisang yang banyak pula.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hal ini disebabkan karena keberadaan pati pada tepung biji nangka yang jumlahnya cukup besar yaitu 40-50% (Supriyadi 2014). Berbeda dengan kandungan pati pada buah pisang yang jumlahnya hanya berkisar antara 1-2% apabila dalam kondisi yang sangat matang (Putri et al 2015). Manullang et al (1995) dalam Purba et al (2017) menjelaskan bahwa penurunan kadar air tersebut berkaitan dengan mekanisme antara pati dan protein, yaitu suatu kondisi dimana air tidak dapat diikat secara sempurna karena ikatan hidrogen yang seharusnya mengikat air telah dipakai untuk interaksi pati dan protein.…”
Section: Kadar Airunclassified
“…Bahan baku seperti tepung biji nangka dan sale pisang ambon masing-masing memiliki struktur dan jenis karbohidrat yang berbeda, seperti perbedaan jumlah pati dan gula sederhana. Tepung biji nangka mengandung lebih banyak pati sekitar 40-50% (Supriyadi 2014), sedangkan buah pisang dalam kondisi yang matang akan mengalami perubahan pati menjadi free sugar sebagai fraksi utama karbohidratnya (sekitar 56%-76%) dan dalam kondisi yang sangat matang buah pisang hanya mengandung pati sebanyak 1-2% (Putri et al 2015).…”
Section: Kadar Karbohidratunclassified