Abstract:The aimed of this study was to determine the effect of Moringa Leaf Flour (MLF) on chicken and duckmeat processed quality formed nugget as fortification. Duck meat has advantages with mineral content,especially iron, about 50% of the daily needs for adult’s body compared to chicken meat which is only9%. Duck meat also contains high levels of vitamins B, C and antioxidants, but chicken meat neither.This study was conducted in two stages, the first was nugget experiment with chicken meat, and thesecond stages wi… Show more
“…Processed products made from meat can be substituted using moringa leaf flour. A higher dose of moringa leaf flour can increase crude protein content and reduce crude fat and total cholesterol from nuggets [10]. Other products that can be developed are dairy products made from edamame (vegetable soybean) substituted with moringa leaves, the nutrients contained in edamame and moringa milk can be used as an innovative nutrient-rich beverage product that is an alternative to adding nutrients for children during their growth period, especially at age of 7-9 years [11], women farmers can take advantage of the edamame soybean production grown in the group demonstration plot or collaborate with village farmers who are farming edamame soybeans.…”
Section: ) Development Of Processed Product Variants Made From Moring...mentioning
Ngudi Rejeki Women Farmer Group is a group that aims to make its members earn income with its famous product, namely processed products made from moringa leaves. Ngudi Rejeki Women Farmer Group has the right and the obligation to be involved in every village development process. Every empowerment program has advantages and disadvantages. The research aimed to analyze the empowerment program organized by Trirenggo Village for Ngudi Rejeki Women Farmer Group. The method used in this research was descriptive qualitative; meanwhile, the program evaluation used the Moser gender analysis technique. The results showed that not all Ngudi Rejeki Women Farmer Group members make processed products made from moringa leaves, and there were still problems in the empowerment program. The activities of Ngudi Rejeki Women Farmer Group have accommodated reproductive, productive, and social roles. There were practical and strategic gender needs that had not been met. Policy programs that can be implemented include: fostering group organizing, cultivating moringa plants in the village environment, developing capacity and product marketing networks, and developing variants of processed products made from moringa leaves.
“…Processed products made from meat can be substituted using moringa leaf flour. A higher dose of moringa leaf flour can increase crude protein content and reduce crude fat and total cholesterol from nuggets [10]. Other products that can be developed are dairy products made from edamame (vegetable soybean) substituted with moringa leaves, the nutrients contained in edamame and moringa milk can be used as an innovative nutrient-rich beverage product that is an alternative to adding nutrients for children during their growth period, especially at age of 7-9 years [11], women farmers can take advantage of the edamame soybean production grown in the group demonstration plot or collaborate with village farmers who are farming edamame soybeans.…”
Section: ) Development Of Processed Product Variants Made From Moring...mentioning
Ngudi Rejeki Women Farmer Group is a group that aims to make its members earn income with its famous product, namely processed products made from moringa leaves. Ngudi Rejeki Women Farmer Group has the right and the obligation to be involved in every village development process. Every empowerment program has advantages and disadvantages. The research aimed to analyze the empowerment program organized by Trirenggo Village for Ngudi Rejeki Women Farmer Group. The method used in this research was descriptive qualitative; meanwhile, the program evaluation used the Moser gender analysis technique. The results showed that not all Ngudi Rejeki Women Farmer Group members make processed products made from moringa leaves, and there were still problems in the empowerment program. The activities of Ngudi Rejeki Women Farmer Group have accommodated reproductive, productive, and social roles. There were practical and strategic gender needs that had not been met. Policy programs that can be implemented include: fostering group organizing, cultivating moringa plants in the village environment, developing capacity and product marketing networks, and developing variants of processed products made from moringa leaves.
“…Hasniar et al (2019) melaporkan bahwa peningkatan konsentrasi daun kelor meningkatkan kadar protein pada bakso tempe. Peningkatan penambahan tepung daun kelor terbukti meningkatkan kadar protein pada nuget itik (Suhaemi et al, 2021). Kadar protein bakso ikan etong pada penelitian ini sesuai dengan SNI 7266:2014, yaitu minimal 7% (BSN, 2014).…”
Section: Hasil Dan Pembahasan Kadar Protein Bakso Ikanunclassified
Bakso merupakan produk olahan yang digemari oleh masyarakat, sehingga banyak dilakukan pembuatan bakso ikan sebagai upaya peningkatan konsumsi ikan. Fortifikasi daun kelor telah dilakukan untuk meningkatkan kandungan protein dan zat besi pada bakso ikan. Proses pembuatan bakso ikan menjadi produk instan dilakukan sebagai upaya mempermudah dan memperpanjang masa simpannya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perlakuan terbaik pada pembuatan bakso ikan etong dengan penambahan daun kelor yang akan dijadikan bakso instan dan mengetahui karakteristik fisikokimia bakso instan tersebut. Bakso ikan etong dibuat dengan variasi penambahan daun kelor segar sebesar 0% (A0), 5% (A1), 10% (A2), dan 15% (A3) dari berat daging ikan. Bakso ikan terbaik dipilih menggunakan metode De Garmo berdasarkan kandungan protein dan Fe. Hasil perlakuan terbaik berdasarkan analisis De Garmo adalah bakso A3. Bakso instan A3 memiliki karakteristik kadar air 11,82 % bb, protein 33,17% bb, zat besi 2,58 mg/100 g bb, waktu rehidrasi 13 menit, dan kecerahan 65,62.Kata Kunci : bakso ikan, daun kelor, ikan etong, bakso instan
“…Semakin tinggi penambahan tepung kelor maka cenderung menurunkan skor citarasa dari enak menjadi agak enak, serta skor aftertaste dari agak nyata menjadi nyata. Hasil serupa ditemukan juga dalam penelitian sebelumnya, yakni panelis menyatakan bahwa dalam e-ISSN: 2580 24,25 . Hal ini kemungkinan disebabkan karena di dalam kelor terdapat berbagai jenis senyawa yang berkontribusi dalam memberikan rasa pahit dan langu seperti flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, dan terpenoid 26,27 .…”
Section: Gambar 2 Tepung Kelor Nuget Kembung Sebelum Penggorengan Dam...unclassified
Latar Belakang: Stunting dapat dicegah dengan intervensi gizi sensitif yang ditujukan pada remaja putri karena kesehatan saat remaja sangat penting untuk persiapan diri jika kelak menikah dan akan menjadi seorang ibu. Anemi besi pada calon ibu merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stunting. Angka kejadian anemi besi pada remaja di Indonesia masih tinggi, untuk itu perlu dikembangkan produk olahan sumber protein dan zat besi yang disukai kalangan remaja, seperti nuget. Ikan bandeng dan kelor merupakan komoditi kaya protein dan zat besi yang potensial untuk diolah menjadi produk nuget sumber protein dan zat besi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai produk untuk intervensi gizi pada remaja untuk pencegahan stunting.
Tujuan: Mengetahui karakteristik fisik, kimiawi (nutrisi) dan sensoris nuget bandeng dengan penambahan tepung kelor; Mengembangkan nuget sumber protein dan zat besi yang bermutu dan disukai konsumen
Metode: Penelitian eksperimental dilaksanakan dengan rancangan acak lengkap dengan 5 aras kadar tepung kelor (0; 2,5; 5; 7,5 dan 10%) dan 3 ulangan perlakuan. Data yang dikumpulkan meliputi data uji fisik (daya ikat air dan susut masak nuget), data uji kimiawi (kadar protein dan zat besi nuget) serta uji sensoris meliputi kenampakan, tekstur, citarasa, aftertaste dan penerimaan keseluruhan. Pengujian sensoris melibatkan 30 panelis mahasiswa STIKes Panti Rapih. Data uji fisik dan kiamiawi dianalisis dengan Analisis Varian atau Kruskal Wallis sesuai kategori datanya, dilanjutkan dengan uji Post Hoc, sedangkan data uji sensoris dianalisis dengan uji Friedman. Analisis data pada taraf signifikansi 95%.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh penambahan tepung kelor pada kadar protein dan zat besi nuget. Kadar protein nuget berkisar 12,78 – 13,62%, lebih tinggi dari yang ditetapkan dalam SNI nuget yakni 5% dan kadar zat besinya antara 3,81-5,41%mg, memenuhi 21-30% kebutuhan besi per hari. Penambahan tepung kelor berpengaruh terhadap susut masak dan daya ikat air nuget. Semakin tinggi kadar tepung kelor, cenderung menurunkan daya ikat air dan meningkatkan susut masak nuget. Penambahan tepung kelor berpengaruh pada skor sensoris nuget meliputi kenampakan, tekstur, citarasa, aftertaste, dan kesukaan keseluruhan. Semakin tinggi kadar tepung kelor cenderung menurunkan skor sensoris nuget.
Kesimpulan: Nuget tinggi protein dan sumber zat besi untuk intervensi pencegahan stunting dapat dikembangkan dari ikan bandeng dengan penambahan tepung kelor.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.