2020
DOI: 10.26877/e-dimas.v11i4.4477
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pelatihan Pemahaman tentang Coping Stress yang Tepat pada Guru Sekolah Inklusi

Abstract: Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa saat ini pemerintah mengharuskan setiap sekolah untuk bersedia menerima anak berkebutuhan khusus untuk menjadi siswa didiknya, padahal tidak semua guru memiliki latar belakang pendidikan khusus tentang anak berkebutuhan khusus. Hal ini menjadi kendala tersendiri bagi guru terutama saat orang tua sulit diajak bekerja sama dengan guru. Guru merasa stress dan membutuhkan pemahaman mengenai coping stress yang tepat. Fokus kegiatan ini adalah… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2021
2021
2021
2021

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Para guru menyatakan masih sangat awam terhadap teknik-teknik asesmen yang terstruktur dan khusus, dan untuk melakukan deteksi kebutuhan khusus anak. Oleh karena itu, mereka sangat membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mendeteksi dan menyusun program pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus (Rudiyati, 2013;Winta & Pribadi, 2020). Meskipun guruguru yang menjadi peserta diskusi kelompok terarah menyatakan bahwa hampir setiap tahun mereka menerima anak dengan kebutuhan khusus di kelasnya, namun mereka belum mengenal konsep pendidikan inklusi.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Para guru menyatakan masih sangat awam terhadap teknik-teknik asesmen yang terstruktur dan khusus, dan untuk melakukan deteksi kebutuhan khusus anak. Oleh karena itu, mereka sangat membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mendeteksi dan menyusun program pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus (Rudiyati, 2013;Winta & Pribadi, 2020). Meskipun guruguru yang menjadi peserta diskusi kelompok terarah menyatakan bahwa hampir setiap tahun mereka menerima anak dengan kebutuhan khusus di kelasnya, namun mereka belum mengenal konsep pendidikan inklusi.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified