2016
DOI: 10.23917/indigenous.v1i1.1790
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pelatihan Berpikir Optimis Untuk Meningkatkan Harga Diri Pada Remaja Di Panti Asuhan

Abstract: Keywords: training optimism, self-esteem, teen orphanageAbstaksi. Survei menunjukkan 46% remaja di panti asuhan mengarah pada ciri-ciri harga diri rendah. Perasaan dan keyakinan yang kurang menguntungkan menurutremaja di panti asuhan merupakan salah satu model persepsi umum individu untuk menginterpetasikan kejadian dalam hidupnya yang juga disebut dengan explanatory style. Seligman (1995) menyatakan bahwa explanatory style merupakan inti dari berpikir optimis, sehingga perubahan explanatory style dilakukan de… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
3
0
4

Year Published

2016
2016
2024
2024

Publication Types

Select...
7

Relationship

1
6

Authors

Journals

citations
Cited by 11 publications
(10 citation statements)
references
References 0 publications
0
3
0
4
Order By: Relevance
“…Skala ini terdiri atas aitem-aitem favorable dan unfavorable yang memiliki empat alternative pilihan jawaban. Skala ini memiliki koefisien alpha 0,948.Prosedur IntervensiIntervensi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pelatihan berpikir optimis yang disusun oleh Seligman (1991) dan telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia olehMarwati (2013).Tahapan intervensi adalah sebagai berikut: (1) Pemberian Informed Consent, untuk memperoleh kesediaan subjek dalam mengikuti proses penelitian secara keseluruhan. (2) Prates menggunakan skala orientasi masa depan yang disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Nurmi (2005).…”
unclassified
“…Skala ini terdiri atas aitem-aitem favorable dan unfavorable yang memiliki empat alternative pilihan jawaban. Skala ini memiliki koefisien alpha 0,948.Prosedur IntervensiIntervensi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pelatihan berpikir optimis yang disusun oleh Seligman (1991) dan telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia olehMarwati (2013).Tahapan intervensi adalah sebagai berikut: (1) Pemberian Informed Consent, untuk memperoleh kesediaan subjek dalam mengikuti proses penelitian secara keseluruhan. (2) Prates menggunakan skala orientasi masa depan yang disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Nurmi (2005).…”
unclassified
“…Karakter optimis merupakan karakter yang diwujudkan dalam diri setiap orang dengan sikap yang selalu memiliki harapan baik dalam berbagai hal dan berorientasi pada hasil yang menyenangkan. Marwati, Prihartanti, & Hertinjung (2016) menjelaskan optimis adalah sikap yang mendukung seseorang untuk tidak bersikap masa bodoh, putus asa, atau depresi ketika menghadapi permasalahan. Dengan kata lain karakter optimis ialah paradigma positif dalam menghadapi masa depan.…”
Section: Karakter Optimisunclassified
“…Marwati, Prihartanti, dan Hertinjung juga menjelaskan bahwa ciri-ciri harga diri yang rendah juga ditemukan pada 46% remaja yang tinggal di panti asuhan. 16. Ciri-ciri harga diri yang rendah yang ditunjukkan oleh remaja panti asuhan tersebut yaitu: remaja menganggap dirinya menjadi sumber masalah bagi lingkungan, tidak memiliki pendirian dan mudah menyerah, mengalami hambatan untuk mengekspresikan emosi negatif, terasing dari keluarga, kurang percaya diri, kurang aktif, mudah putus asa, dan mengalami kesulitan dalam proses sosialisasi.…”
Section: Pendahuluanunclassified