Pathophysiological mechanisms of Gastroesophageal reflux disease in children

Davidson, Geoffrey P.; Omari, Taher

doi:10.1007/s11894-001-0030-7

Cited by 22 publications

(22 citation statements)

References 54 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…16,17 Sebagian SEB berada intraabdomen dan sebagian lagi intratoraks. Keduanya membentuk hiatus esofagus dan bekerja sama menghasilkan tekanan SEB yang merupakan mekanisme pertahanan penting terhadap RGE.…”

Section: Spingter Esofagus Bagian Bawahunclassified

“…Keduanya membentuk hiatus esofagus dan bekerja sama menghasilkan tekanan SEB yang merupakan mekanisme pertahanan penting terhadap RGE. 2,15,16 Selama proses menelan, SEB akan relaksasi selama 3-10 detik dengan tekanan terendah (minimal 2 mmHg di atas tekanan intragastrik) untuk memberikan jalan kepada bolus makanan masuk ke dalam lambung. Selanjutnya, SEB akan mencegah refluks dengan cara mempertahankan tekanan saat istirahat (resting pressure) sebesar 5-10 mmHg lebih tinggi dibanding tekanan lintragastrik.…”

Section: Spingter Esofagus Bagian Bawahunclassified

“…Selanjutnya, SEB akan mencegah refluks dengan cara mempertahankan tekanan saat istirahat (resting pressure) sebesar 5-10 mmHg lebih tinggi dibanding tekanan lintragastrik. 16 Bila terdapat peningkatan tekanan intra-abdomen secara mendadak pada saat batuk, bersin atau distensi lambung, maka tekanan SEB akan lebih ditingkatkan agar mencegah refluks. Spingter esofagus bagian bawah yang kompeten mampu menjaga tekanannya agar selalu berada di atas tekanan intragastrik.…”

Section: Spingter Esofagus Bagian Bawahunclassified

“…[15][16][17] TLESR dikontrol melalui refleks vago-vagal; sisi aferen diatur oleh mekanoreseptor pada dinding proksimal lambung, sedangkan sisi eferen diatur oleh batang otak. 16 TLESR terjadi…”

Section: Transient Lower Esophageal Relaxationunclassified

“…2,13 Esofagitis refluks terjadi bila bersamaan dengan inhibisi lengkung diafragma dan badan esofagus sehingga mempermudah aliran balik isi lambung ke dalam esofagus. 15,16 Keadaan ini sering terjadi setelah makan dan dipicu oleh distensi lambung, sehingga adanya gangguan pengosongan lambung akan meningkatkan frekuensi TLESR. Saat terjadi TLESR, tekanan SEB turun menuju nol sehingga tidak berfungsi sebagai barier anti refluks.…”

Section: Patofisiologiunclassified

See 4 more Smart Citations

Esofagitis Refluks Pada Anak

Hegar¹,

Mulyani²

2016

View full text Add to dashboard Cite

Esofagitis refluks adalah proses inflamasi pada esofagus akibat refluks gastroesofagus. Toksisitas isi refluks, frekuensi, durasi episode refluks, dan resistensi esofagus terhadap isi refluks merupakan faktor yang berperan terhadap kejadian esofagitis. Gejala klinis esofagitis refluks tidak spesifik. Pada bayi sering terlihat muntah disertai gejala klinis iritabel, tidur tidak nyaman, menolak makan, dan gagal tumbuh, sedangkan pada anak yang lebih besar didapatkan keluhan heartburn dan nyeri epigastrium. Esofagitis tersebar secara 'patchy' dan tidak merata sehingga ketelitian pemeriksaan sangat diperlukan. Secara makroskopis mukosa esofagus dapat terlihat hiperemis, erosi, atau ulkus, sedangkan pada patologi anatomi terlihat gambaran hiperplasia membran basal dengan papila yang memanjang. Antagonis reseptor H2 dan inhibitor pompa proton (IPP) telah digunakan secara luas untuk terapi esofagitis. Efek jangka pendek, jangka panjang, dan pencegahan relaps obat-obat tersebut memperlihatkan hasil yang memuaskan, walaupun beberapa data menunjukkan keunggulan IPP dibanding antagonis reseptor H2. Sari Pediatri, Vol. 8, No. 1, Juni 2006: 43 -53 E sofagitis refluks merupakan proses inflamasi epitel esofagus yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Pada anak, esofagitis dapat terjadi akibat refluks gastroesofagus (RGE), infeksi (bakteri, virus dan jamur), atau bahan korosif. Esofagitis akibat RGE dikenal sebagai esofagitis refluks, merupakan bentuk penyakit refluks gastroesofagus (PRGE) dan penyebab esofagitis tersering pada anak. Kata kunci: refluks gastroesofagus, esofagitis, antagonis reseptor H2, inhibitor pompa propton 1,2Esofagitis refluks melibatkan berbagai proses yang mengakibatkan tidak berfungsinya mekanisme yang mencegah RGE dan mekanisme yang membersihkan esofagus dari bahan toksik.2 Toksisitas isi refluks (seperti asam, pepsin, empedu), frekuensi dan durasi episode refluks, serta resistensi esofagus terhadap isi refluks merupakan faktor yang berperan terhadap kejadian esofagitis. [3][4][5] Refluks gastroesofagus terjadi akibat aliran balik isi lambung ke dalam esofagus yang terjadi secara involunter. Keadaan ini merupakan fenomena fisiologis pada bayi yang bermanifestasi klinis sebagai regurgitasi. 4 Diperlukan pemeriksaan penunjang untuk membuktikan adanya RGE dan kerusakan mukosa esofagus akibat RGE.Pada beberapa individu, esofagitis refluks dapat merupakan suatu keadaan yang dialami seumur hidup dan dimulai sejak masa anak. Oleh karena itu, diagnosis dini dan terapi yang tepat pada masa anak sangat diperlukan untuk menghasilkan kondisi dan kualitas hidup yang lebih baik pada masa remaja dan dewasa.

show abstract

Section: Spingter Esofagus Bagian Bawahunclassified

Section: Transient Lower Esophageal Relaxationunclassified

Section: Patofisiologiunclassified

See 3 more Smart Citations

Esofagitis Refluks Pada Anak

Hegar¹,

Mulyani²

2016

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

Severe Gastroesophageal Reflux Disease and Cow Milk Hypersensitivity in Infants and Children: Disease Association and Evaluation of a New Challenge Procedure

Nielsen,

Bindslev‐Jensen,

Kruse‐Andersen

et al. 2004

J. pediatr. gastroenterol. nutr.

View full text Add to dashboard Cite

Background:Gastroesophageal reflux disease (GERD) and cow milk hypersensitivity are frequent disorders of infancy. A possible causative association between these two entities has been suggested.Objective:The primary aim was to elucidate whether a causative relationship between the two entities could be established in a population of infants and children. A secondary aim was to evaluate whether cow milk challenge during esophageal pH monitoring is useful as an objective method to identify this subgroup of patients.Methods:Upper endoscopy followed by a 48‐hour esophageal pH monitoring with cow's milk elimination diet at day 1 and challenge at day 2. Cow milk hypersensitivity was later verified by elimination diet and a second open (in patients <3 years of age) or double‐blind placebo‐controlled (in patients ≥3 years of age) challenge. Skin prick test, specific serum immunoglobulin E and skin patch test were used as supplementary procedures. Follow‐up endoscopy and pH monitoring were performed after 3 months of treatment (omeprazole versus elimination diet dependent on evidence of food hypersensitivity).Results:Eighteen of 42 investigated patients had severe GERD, defined as endoscopic esophagitis and/or a reflux index >10%. Among these patients, a group of 10 patients with GERD and cow milk hypersensitivity was identified. This group had a significantly higher reflux index compared with children with primary GERD. No significant increase was noted in reflux index during simultaneous pH monitoring and milk challenge.Conclusions:An association between GERD and cow milk hypersensitivity was observed in both infants and children with severe GERD. Simultaneous cow milk challenge and pH monitoring had limited value as a method to identify this subgroup.

show abstract

Esophageal Clearance in GERD

Nobile

Vento

2022

Gastroesophageal Reflux in Children

View full text Add to dashboard Cite

Pathophysiological mechanisms of Gastroesophageal reflux disease in children

Cited by 22 publications

References 54 publications

Esofagitis Refluks Pada Anak

Esofagitis Refluks Pada Anak

Severe Gastroesophageal Reflux Disease and Cow Milk Hypersensitivity in Infants and Children: Disease Association and Evaluation of a New Challenge Procedure

Esophageal Clearance in GERD

Contact Info

Product

Resources

About