Path Analisis Technology Acceptance Model pada Penerapan Blended Learning

Abstract

Model pembelajaran Blended Learning adalah sistem yang mengkolaborasikan pembelajaran tatap muka kelas dengan pembelajaran online memanfaatkan E-Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat penerimaan dan perilaku peserta didik terhadap teknologi dari model pembelajaran Blended Learning. Variabel yang dikembangkan merujuk pada Technology Acceptance Model (TAM), yaitu model penerimaan pengguna terhadap sistem informasi. Model TAM dikembangkan dari teori psikologis yang menjelaskan bahwa perilaku pengguna sistem berlandaskan pada kepercayaan, sikap, keinginan, dan hubungan perilaku pengguna. Data yang diperoleh dianalisis hubungan struktur variabel dengan Structural Equation Modeling (SEM) menggunakan metode Partial Least Square (PLS). Berdasarkan hasil Analisa PLS dan Boostraping diperoleh nilai Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, dan Pengaruh tidak langsung sesuai jalur spesifikasi melalui variabel intervening (Spesific Indirect Efect).

Blended Learning Model Pembelajaran Pasca Pandemi

“…Blended Learning merupakan model pembelajaran yang memadukan pembelajaran tatap muka (offline) dengan pembelajaran e-learning (daring) (Saptomo & Rimawati, 2020), desain pembelajaran seperti ini akan efektif karena mampu untuk saling melengkapi kekurangan keduanya dimana seorang pendidik akan tetap berinteraksi dengan peserta didik dan melaksanakan fungsinya sebagai pendidik namun di sisi lain dapat menerapkan teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran daring (e-learning) (Puspitarini, 2022). Model pembelajaran ini akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk setiap saat dapat mengakses dan mempelajari materi pembelajaran secara daring (Indrayany & Lestari, 2021).…”

Pemanfaatan Internet Sebagai Media Pembelajaran Daring Bagi Siswa SD di Tempuran Trimurjo

“…Selain itu, program ini dapat memberikan ilmu yang baru untuk para mahasiswa dengan bentuk kepeduliannya terhadap masyarakat. Saptomo & Rimawati (2020) mengemukakan bahwa poada masa new normal ini semua sekolah menyiapkan pendidikan dengan sistem e-learning. Sebagian besar para guru sudah mempersiapkan sekenario pembelajaran daring tersebut, tetapi mereka kesuliatan dalam mengemas materi yang akan disajikan secara daring.…”