Partner selection strategies of SMEs for reaching the Sustainable Development Goals

Abstract

The paper aims to investigate the characteristics of SMEs’ partners that can better contribute to the achievement of the SDGs. Given the explorative nature of this research, a qualitative methodology is adopted, with a longitudinal case study employed as the research method. The Wråd case study confirmed that SMEs can contribute to the achievement of the SDGs by developing partnerships with multiple stakeholders. In addition, this research revealed that the characteristics of the SMEs’ partners can be referred to the four following dimensions: economic, environmental, social and purpose. Furthermore, it proposed that quality utility value, technique level, profitability are the subdimensions of the economic dimension and that resource consumption efficiency, pollution production, energy efficiency, environment management system and environment equipment and facilities are the subdimensions of the environmental dimension. This research expressed also that public health, employee engagement, brand reputation and local communities’ influence are the subdimensions of the social dimension. Finally, it underlined that sustainability-oriented awareness development, sustainable orientation, sustainable collective culture, proactive managerial skills, organisational learning and proactive and innovative leadership are the subdimensions of the purpose dimension. In line with previous studies underlining the importance of increasing the TBL dimensions, this study suggests a further extension of this theory with the ‘purpose’ dimension. This study highlights the importance of developing a vision supported by a social awareness of the problems that need to be addressed and that transcend the fashion sector. Further researches could explore a larger sample of SMEs operating in different businesses and the point of view of the SME’s partners.

Causes of Failure of Open Innovation Practices in Small- and Medium-Sized Enterprises

“…Furthermore, collaboration enables SMEs to mitigate the risks associated with market uncertainties, economic fluctuations, and rapid technological advancements by diversifying their networks and spreading the burden of innovation and investment (Mthiyane et al 2022). Additionally, Audretsch et al (2023) and Castellani et al (2023) have revealed that partnering with other firms can facilitate knowledge exchange, learning opportunities, and synergistic innovation, fostering a culture of continuous improvement and competitiveness.…”

A pattern‐based tool to support companies in sustainability‐oriented business strategies: grounded theory research in agribusiness

“…Therefore, the dimension of economic sustainability aims to ensure the company liquidity and profit (Castellani et al, 2023), the dimension of environmental sustainability aims to preserve resource consumption during business activities (Taglialatela et al, 2023), and the dimension of social sustainability aims to foster the development of human and social capital (Saha et al, 2020).…”

Determinasi Adopsi Ekonomi Sirkular, Model Bisnis Inovatif Dan Dukungan Anggaran Negara: Investigasi Umkm Indonesia Berbasis PLS-Sem

“…Beberapa bukti mengakui dampak yang kuat dari UMKM terhadap perekonomian di seluruh dunia dan urgensi keterlibatan mereka dalam mencapai SDGs. Meskipun hanya beberapa kontribusi yang menghubungkan UMKM dan SDGs (Castellani et al, 2023;Islam et al, 2022b;Oppong, 2022), penelitian ini merupakan dasar yang kuat untuk penelitian ini. Jimenez dkk (2018) dalam studi penyelidikan industri mikro kopi menemukan pemilik UMKM yang memahami SDGs akan proaktif dan inovatif diperlukan untuk mencapai kinerja lingkungan yang tinggi (Jiménez et al, 2021).…”

“…Indikator Referensi Adopsi Ekonomi Sirkular UMKM telah mengadopsi sistem baru yang menggunakan bahan mentah yang dapat diperbarui, didaur ulang, atau terurai secara hayati. (Klein et al, 2022;Ünal et al, 2019) UMKM telah menerapkan proses baru untuk mengurangi penggunaan bahan baku non-daur ulang dalam operasional bisnis UMKM telah mengimplementasikan sistem pengemasan baru yang ramah lingkungan UMKM telah meluncurkan sistem baru yang memungkinkan untuk memanfaatkan kembali bahan baku sisa dalam proses operasional bisnis UMKM menggunakan bahan daur ulang sebagai input dalam proses baru UMKM telah memulai inisiatif baru untuk mengumpulkan produk sisa atau suboptimal (bahan baku tidak terpakai karena kualitas tidak sesuai standar) guna didaur ulang UMKM telah mengenalkan alternatif baru dalam penggunaan produk setelah mencapai tujuan awal UMKM telah menemukan sumber pendapatan baru untuk produk/layanan setelah mencapai tujuan awalnya Model Bisnis Inovatif Model bisnis UMKM memiliki elemen yang unik dan berbeda dari pesaing (Brendzel-Skowera, 2021;Gregurec et al, 2021;Safar et al, 2018) UMKM menggunakan teknologi baru atau pendekatan yang inovatif dalam operasional bisnis UMKM memiliki strategi pemasaran yang kreatif dan tidak konvensional untuk menarik pelanggan baru UMKM melakukan kolaborasi dengan mitra eksternal untuk menciptakan nilai tambah yang baru bagi pelanggan UMKM menggunakan metode pengiriman produk atau layanan yang tidak biasa atau revolusioner Model Bisnis UMKM dirancang untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya secara signifikan UMKM memiliki keunggulan kompetitif yang terletak pada inovasi produk atau teknologi yang ditawarkan UMKM menerapkan pendekatan fleksibel dalam penetapan harga untuk menyesuaikan dengan perubahan pasar dan pelanggan UMKM aktif dalam mengadopsi tren dan perkembangan terbaru dalam industri untuk tetap relevan dan kompetitif UMKM terus menerapkan perubahan dan peningkatan dalam model bisnis berdasarkan umpan balik pelanggan dan analisis pasar Dukungan Anggaran Negara UMKM dapat dengan mudah mengakses pendanaan ekuitas yang cukup yang disediakan oleh pemerintah untuk pengembangan UMKM Berkelanjutan (Bakar et al, 2020;Picas et al, 2021;Wannakul et al, 2019) Subsidi perpajakan negara cukup tersedia untuk UMKM, dan kami memiliki akses yang mudah ke sana UMKM dapat dengan mudah mengakses pendanaan utang/pinjaman tanpa bunga dan berbunga rendah UMKM dapat dengan mudah mengakses layanan keuangan pemerintah jangka pendek dan jangka panjang Pemerintah mendukung pengembangan UMKM Berkelanjutan UMKM mengakses berbagai bantuan yang diberikan oleh pemerintah untuk kegiatan UMKM Berkelanjutan termasuk teknologi produksi ramah lingkungan Pemerintah mendorong UMKM membantu pembangunan berkelanjutan dengan meningkatkan tanggung jawab sosial Kinerja Bisnis Berbasis SDGs : Dimensi Ekonomi UMKM telah mencapai pengembalian aset (Castellani et al, 2023;Gregurec et al, 2021;Smith et al, 2022) UMKM telah mencapai laba atas ekuitas UMKM telah mencapai laba atas investasi UMKM telah meningkatkan profitabilitas bisnis UMKM telah meningkatkan biaya produksi UMKM telah meningkatkan pertumbuhan penj...…”

“…UMKM mengutamakan kendaraan dan moda transportasi yang tidak terlalu berpolusi dan/atau mengoptimalkan jaringan distribusi Kinerja Bisnis Berbasis SDGs : Dimensi Sosial UMKM telah menetapkan metrik yang memantau (misalnya, jumlah yang dihabiskan, waktu yang dialokasikan, jenis penerima manfaat, dll.) untuk memberi manfaat bagi masyarakat (Castellani et al, 2023;Gregurec et al, 2021;Smith et al, 2022) UMKM mengutamakan pemasok lokal di daerah UMKM mendukung penciptaan lapangan kerja di daerah UMKM menawarkan magang dan berkontribusi pada pelatihan siswa di berbagai komunitas UMKM berkontribusi pada kegiatan budaya, olahraga atau pengajaran komunitas (organisasi publik atau asosiasi dengan kegiatan sosial, budaya, olahraga atau pengajaran) Sumber: Diolah Penulis Skala tersebut didefinisikan dalam rentang sangat setuju hingga sangat tidak setuju pada skala Likert lima poin.…”