Optimalisasi Populasi Tanaman pada Varietas Kacang Buncis (Phaseolus vulgaris L.) Crindo 19

Abstract

Kacang buncis adalah tanaman sayuran yang terkenal dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman kacang buncis dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya ialah penggunaan varietas unggul dan cara budidaya yang baik. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam budidaya tanaman ialah penentuan jarak tanam dan populasi yang tepat. Pengujian jarak tanam dan populasi merupakan salah satu cara pengembangan produk untuk varietas baru hasil pemuliaan tanaman yang akan memasuki pasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jarak tanam dan jumlah populasi yang optimal bagi tanaman kacang buncis varietas Crindo 19. Penelitian ini dilaksanakan pada musim penghujan yaitu pada bulan Maret sampai Juli 2021 di Dusun Kedayon, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Perlakuan percobaan terdiri atas 12 macam perlakuan jarak tanam yang berbeda. Penanaman dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Hasil menunjukkan bahwa jarak tanam dan jumlah populasi yang optimal pada varietas Crindo 19 berkisar 27.777,8 – 30.303,0 tanaman/ha untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada karakter jumlah polong per tanaman, hasil buncis per petak dan hasil panen per hektar. Jika jarak tanam dan jumlah populasi di luar kisaran tersebut maka hasil ketiga karakter di atas akan mengalami penurunan. Terdapat hubungan yang kuat antar karakter komponen biomasa dan hasil dengan karakter hasil panen per hektar.

The phenotypic and genetic diversity test of several inbred lines on the 7th generation of melon (Cucumis melo)

“…If the genotype shows a significant difference, it will be followed by an LSD test. LSD = tα/2 (2s 2 /r) ½ , in which: tα/2 = t value at level-α, s 2 = value for mean squared error (MSe), r = the number of replications (Esteras et al 2020;Kustanto 2022). The statistical software of DSAASTAT is used for data analysis.…”

“…The formulas for correlation coefficients between the two traits are σ2fxy = Cov (x.y)/√ σ 2 (x). σ 2 (y) in which: σ2fxy = phenotypic correlation coefficient between x and y, Cov (x,y = trait covariance x and n y ), σ 2 (x) = traits variance x and σ 2 (y) = trait variance y (Hastini et al 2019;Kustanto 2022). Calculations for the correlation values are: (a) not strong (0.1-0.2), (b) rather strong (0.2-0.4), (c) strong enough (0.4-0.6), (d) strong (0.6-0.8) and (e) very strong (0.8-1.0).…”

PENGARUH UMUR PINDAH TANAM BIBIT DAN APLIKASI BAKTERI FOTOSINTESA PADA SISTEM HIDROPONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PAKCOY (Brassica rapa L.)

“…Hasil uji lanjut menggunakan BNJ dengan taraf 5% menunjukkan bahwa semua perlakuan pengaruh interaksi antara umur pindah tanam dan aplikasi folier bakteri fotosintesa tidak signifikan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (19), faktor genotipe tanaman serta faktor lingkungan seperti suhu, pH, dan cahaya matahari memengaruhi hasil produksi panen tanaman. Namun, perlakuan umur pindah tanam dan aplikasi fotosintesa folier tidak berdampak meningkat pada hasil indeks panen.…”

Respons kedelai (Glycine max) varietas Mitani terhadap pemberian beberapa jenis pupuk hayati pada tanah podsolik

“…Hal ini memberikan fakta bahwa pertambahan tinggi tanaman lebih dipengaruhi oleh sifat genetik tanamannya dibandingkan pengaruh luar. Serupa dengan pendapat (Kustanto, 2022;Mudhor et al, 2022) bahwa toleransi tanaman terhadap pengaruh biotik dan abiotik juga ikut dipengaruhi oleh sifat varietas itu sendiri.…”