Nutrient Profile and In vitro Degradability of New Promising Mutant Lines Sorghum as Forage in Indonesia

Abstract

| G5 and G8 are two sorghum mutant lines projected as special sorghum varieties for forage in Indonesia. The objective of this research was to investigate the nutrient profile and in vitro gas production characteristics from two sorghum mutant lines as forage for ruminants. The two mutant lines were compared with Numbu and Pahat variety. Nutients and in vitro digestibility studies were also investigated at different generative phase. This research was arranged into a randomized block design with two factors. The first factor was the variety/mutant lines of sorghum. The second factor was the generative phase (flowering, soft dough and hard dough). Variables measured were nutrients profile, in vitro gas production and rumen fermentation products. Results showed that G5 at hard dough phase produced the highest stem sugar content (P<0.01). The highest potential in vitro gas production (a+b) was found at G5 mutant lines at hard dough stage (P<0.01). Pahat and G5 at hard dough phase had the highest in vitro true digestibility (IVTD) with 54.48 and 54.61% repectively. The highest total volatile fatty acids (TVFA) was found at G5 and G8 mutant lines at hard dough stage (P<0.01). Meanwhile, the best CO 2 :CH 4 ratio was produced by Pahat, G5 and G8 (P<0.01). Based on those findings, it can be concluded that G5 mutant lines had higher quality of nutrients profile, potential in vitro gas production and IVTD. Increasing generative phase also could increase in vitro digestibility for all varieties/ mutant lines.

Efektivitas Pemberian Bakteri Bacillus amyloliquefaciens sebagai Biofertilizer terhadap Pertumbuhan Sorgum Mutan Brown Midrib (Sorghum bicolor L. Moench) di Tanah Ultisol

“…Sorgum BMR dapat beradaptasi pada berbagai rentang pH tanah termasuk tanah asam (Getachew et al, 2016). Dewasa ini, varietas BMR semakin luas penggunaannya sebagai hijauan pakan karena dampaknya dalam menurunkan mitigasi gas metan pada pencernaan ternak ruminansia (Wahyono et al, 2019). Alih fungsi lahan akibat kompetisi dengan sektor industri maupun pemukiman menyebabkan budidaya tanaman pakan ternak seringkali dilakukan pada lahan kelas tiga dan empat yang mempunyai hambatan berat.…”

Pengaruh Perbedaan Varietas terhadap Profil Tanaman Sorghum Green Fodder yang Ditanam Secara Hidroponik

“…Hal tersebut dapat dilihat pada peubah berat panen segar, tinggi tanaman dan rasio konversi. Samurai 1 dan Samurai 2 merupakan hasil pemuliaan meng-gunakan teknik mutasi radiasi dari sorgum varietas Pahat (Wahyono et al, 2019a). Perbaikan varietas yang dilakukan salah satunya adalah dengan meningkatkan bimassa tanaman.…”

“…Pola kandungan BO berbanding terbalik dengan profil pertumbuhan SGF (Tabel 1), dimana kadar BO SGF Samurai 2 terlihat paling rendah dibandingkan kedua varietas lain. Nilai BO ketiga SGF lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar BO tanaman sorgum yang ditanam secara konvesional yang berkisar pada 91,18% (Wahyono et al, 2019a). Hal tersebut karena pada SGF dipanen pada umur panen 9 hari sehingga mengandung kandungan abu dan silika yang lebih rendah.…”

“…Fraksi ADF pada SGF Pahat lebih rendah dibandingkan kedua varietas lain (P<0,05). Hal tersebut sesuai dengan penelitian Wahyono et al (2019a) yang menjelaskan bahwa sorgum Pahat adalah sorgum varietas mutan yang memiliki kandungan ADF yang rendah, terutama sebelum fase flowering.…”

“…Nilai RFV yang tinggi pada SGF Pahat merupakan representasi dari rendahnya kandungan ADF yang akan mempengaruhi nilai DMD (Tabel 3). Wahyono et al (2019a) menjelaskan bahwa RFV berasosiasi dengan nilai utilitas nutrisi dan kualitas dari hijauan pakan. Hal tersebut membuktikan bahwa nilai pemanfaatan nutrisi SGF Pahat lebih tinggi dibandingkan Samurai 2.…”