Nutrient and saponin content of <i>Moringa oleifera</i> leaves under different blanching methods

Arwani, Muhammad; Wijana, Susinggih; Kumalaningsih, Sri

doi:10.1088/1755-1315/230/1/012042

Cited by 8 publications

(6 citation statements)

References 10 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Due to the pH variation in the blanching solutions, the vitamin C loss in the leaves blanched with plain water was lower than for the other two blanching solutions. The effect of blanching on the vitamin C content was similar to the blanching of sweet potato leaves for 2 min, which resulted in the total loss of vitamin C [49] while a loss of more than 50% was found in Moringa oleifera leaves [50]. The vitamin C content of all cassava leaf varieties in this study was higher than reported by da Silva Santos, Requião Silva, Minho, Brandão, Pinto dos Santos, Carvalho dos Santos, Lopes Silva, and Lopes dos Santos [10].…”

Section: Vitamin Cmentioning

confidence: 63%

Pretreatment of the Leaves of Ethiopian Cassava (Manihot esculenta Crantz) Varieties: Effect of Blanching on the Quality of Dried Cassava Leaves

2022

View full text Add to dashboard Cite

The aim of this work was to study the effect of blanching and drying on the quality of four Ethiopian cassava varieties (Chichu, Hawassa-4, Quelle, and Kello). Cassava leaves were subjected to blanching at 100 °C in plain water, 0.2% NaHCO3, and 0.4% NaHCO3 for five minutes. Cassava leaves without blanching were considered as a control. The drying temperature was set at 60 °C with a constant air velocity of 0.14 ms‒1. A high reduction in vitamin C (95.6% in Chichu, 95.0% in Hawassa-4, 94.9% in Quelle, and 94.4% in Kello) was noticed in leaves blanched in the 0.4% NaHCO3 solution. After blanching, the reduction in the ash content was higher for those blanched in plain water. The crude fiber and protein content were improved by blanching. Blanching in clear water was more effective among the different solutions in reducing the cyanide content in the leaves of Kello, Quelle, and Chichu by 51, 33, and 60%, respectively. While for Hawassa-4, the reduction was higher (47%) with the 0.2%NaHCO3 solution. After blanching, the h° values decreased, while a*, b*, and c* increased. Plain water blanching resulted in a better nutritional quality, while Hawassa-4 exhibited the best nutritional value among the four varieties.

show abstract

Section: Vitamin Cmentioning

confidence: 63%

Pretreatment of the Leaves of Ethiopian Cassava (Manihot esculenta Crantz) Varieties: Effect of Blanching on the Quality of Dried Cassava Leaves

2022

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Namun, pengolahan dan produksi komersial nanas menghasilkan sekitar 20-40% (b / b) limbah dalam bentuk kulit dan inti (Sanguanchaipaiwong & Leksawasdi, 2018). Menurut Wijana et al (1991) kulit nanas mengandung 81,72% air, 20,87% serat kasar, 17,53% karbohidrat, 4,41% protein, 0,02% lemak, 0,48% abu, 1,66% serat basah, dan 13,65% gula reduksi. Nanas (Ananas comosus) mengandung air dan serat yang tinggi seperti, hemiselulosa 67 %, selulosa 38-48 %, alpa selulosa 31 %, lignin 17 %, serta pentosa 26 %.…”

Section: Pendahuluanunclassified

Optimasi Selulosa Limbah Kulit Nanas Untuk Produksi Biogas Melalui Metode Delignifikasi Mae (Microwave Asissted Extraction) Dengan Pelarut Aquades

Nurfaizin¹,

Hartati²

2023

inteka

View full text Add to dashboard Cite

Satu diantara biomass yang dapat dimanfaatkan sebagai sunber energi adalah limbah kulit nanas yang kaya akan kandungan selulosa. Kandungan lignin yang cukup tinggi dalam kulit nanas menjadi masalah dalam proses hidrolisis. Penelitian yang telah dilakukan untuk mengurangi kandungan lignin dengan metode delignifikasi MAE (microwave asissted extraction). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan denagn memvariasikan suhu operasi pada 70oC, 80oC dan 90oC diperoleh hasil bahwa degradasi lignin meningkat seiring dengan kenaikan suhu operasi MAE. Pada sampel kontrol tenpa perlakuan MAE diperoleh kelarutan lignin dan selulosa sebesar 2,68% dan 17,39% dari berat sampel kering. Sedangkan setelah dilakukan proses delignifikasi MAE pada sampel, kelarutan lignin dan selulosa meningkat hingga 9,04% dan 29,42% dari berat sampel. Hasil tersebut diperoleh pada kondisi operasi suhu 90oC, waktu 20 menit dan rasio 1:20 (b/v). Kemudian hasil dilakukan analisa lanjutan dengan menggunakan FTIR untuk membandingkan komponen organik yang terdapat pada sampel. Ditemukan hasil yang serupa pada serapan didaerah lebar peak 3320 dan 3333 cm-1 pada grafik result spectrum menunjukkan getaran gugus O-H bebas pada sekelompok gugus hidroksil dari molekul selulosa pada kulit nanas. Wavenumber 1625 dan 1630 cm-1 pada grafik result spectrum pretreatment microwave dan menunjukkan getaran rantai aromatik pada lignin. Pada puncak peak 1032 dan 1034 cm-1 merupakan regangan cincin glukosa, yang merupakan perubahan bentuk dari C-H pada selulosa dan hemiselulosa. Secara umum puncak grafik serapan semakin berkurang, hal tersebut menunjukkan bahwa pelakuan microwave pada kulit nanas dapat mengurangi kandungan lignin pada limbah kulit nanas.Kata kunci: Selulosa, Nanas, Delignifikasi, Biogas, Microwave

show abstract

“…Menurut Arwani et al, (2019) menyatakan bahwa tepung daun kelor dapat membuka ikatan hidrogen, sehingga protein akan mengikat air dan sebagian protein terkoagulasi. Faktor lain yang mempengaruhi kadar air pada brownies panggang yaitu dari bahan pendukung lain yaitu margarin, telur, gula dan cokelat.…”

Section: )unclassified

Formulasi Brownies Panggang dengan Substitusi Tepung Daun Kelor dan Tepung Kacang Hijau sebagai Alternatif Cemilan Sumber Zat Besi untuk Remaja Putri Anemia

Parwati,

Ma'rifah,

Muhlishoh

2023

Ghidza

View full text Add to dashboard Cite

Pemanfaatan tepung daun kelor dan tepung kacang hijau yang mengandung protein dan zat besi dapat mencegah terjadinya anemia pada remaja putri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung daun kelor dan tepung kacang hijau terhadap kandungan gizi dan sifat organoleptik brownies panggang. Jenis penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Formulasi brownies panggang terdiri dari 3 perbandingan tepung daun kelor dan tepung kacang hijau yaitu : F1 (25% : 50%), F2 (30% : 55%), F3 (35% : 60%). Data kadar abu, lemak, protein, karbohidrat, zat besi dianalisis dengan uji Anova dan uji lanjut Duncan. Data kadar air dan organoleptik dianalisis dengan uji Kruskal Wallis dan uji lanjut Man Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata kandungan gizi dan organoleptik (hedonik: warna, tekstur, mouthfeel, aftertaste, dan mutu hedonik: rasa, mouthfeel, aftertaste). Hasil uji kandungan gizi brownies panggang setiap formulasi (F1, F2, F3) secara berurutan yaitu kadar air 20,29%; 21,03%; 21,87%; kadar abu 3,09%; 2,79%; 2,83%; lemak 12,31%; 13,22%; 12,02%; protein 10,91%; 10,42%; 10,81%; karbohidrat 53,39%; 52,52%; 52,63%; dan zat besi 4,45%; 4,31%; 4,09%. Formulasi terpilih F2 mengandung energi per takaran saji (50 g), yaitu 211,42 kkal, lemak 6,61 g, protein 5,21 g, karbohidrat 26,26 g, dan zat besi 2,15 mg. Brownies panggang F2 memiliki warna hijau tua, beraroma langu, tekstur agak keras, rasa agak enak, mouthfeel agak lembut, dan aftertaste sedang dengan penerimaan organoleptik kurang disukai. Produk sudah memenuhi %AKG remaja putri usia 16–18 tahun dan dapat diklaim sebagai sumber zat besi.

show abstract

Nutrient and saponin content of Moringa oleifera leaves under different blanching methods

Cited by 8 publications

References 10 publications

Pretreatment of the Leaves of Ethiopian Cassava (Manihot esculenta Crantz) Varieties: Effect of Blanching on the Quality of Dried Cassava Leaves

Pretreatment of the Leaves of Ethiopian Cassava (Manihot esculenta Crantz) Varieties: Effect of Blanching on the Quality of Dried Cassava Leaves

Optimasi Selulosa Limbah Kulit Nanas Untuk Produksi Biogas Melalui Metode Delignifikasi Mae (Microwave Asissted Extraction) Dengan Pelarut Aquades

Formulasi Brownies Panggang dengan Substitusi Tepung Daun Kelor dan Tepung Kacang Hijau sebagai Alternatif Cemilan Sumber Zat Besi untuk Remaja Putri Anemia

Contact Info

Product

Resources

About