“…Namun, disisi lain digital native juga tidak bisa diartikan sebagai keseluruhan generasi yang bisa memanfaatkan teknologi digital secara positif dengan pola yang komprehensif, adanya indikasi negatif dari perilaku generasi digital native, yang berhubungan dengan digital seperti nomophobia (Sui & Sui, 2021), sosial media addict (Praktikto & Kristanty, 2018), smartphone addict (Liu, Huang, & Zhou, 2020), fomo (fear of missing out) (Kostic, Pedovic, & Stosic, 2022), self isolation, sampai kepada kurang berinisifatif untuk setiap interaksi langsung yang dialaminya, beberapa fenomena terjadi, dalam satu kelas dengan subjek sebanyak 22 orang, dari 22 orang, rata rata hanya 2-4 orang yang memiliki insiatif untuk menjawab pertanyaan yang relevan dengan materi pembelajaran, atau disaat pengajar memberikan sebuah stimulus seperti pertanyaan, 2-4 orang yang berani langsung untuk memberikan argumentasi dan ide, ketika ditanyakan kenapa tidak ingin memberikan argumentasi, jawaban yang diberikan berupa, tidak percaya diri, takut salah, dan merasa jawaban yang diberikan tidak berbobot, dan bahkan ada yang terlihat tidak peduli sama sekali untuk berkontribusi dalam pembelajaran yang dilakukan, Teknologi memberikan manfaat serta resiko dampak negatif jika kurangnya kontrol dalam interaksi antar pengguna teknologi dan teknologi itu sendiri (Marpaung, 2018), tidak dipungkiri perilaku yang terus menerus dilakukan selama pandemi, menimbulkan kebiasaan yang tertanam pada manusia, hal ini terlihat pada penggunaan smartphone secara online, dan sosial media.…”