Nilai Unitas (Monogam) Perkawinan Katolik Dalam Terang Biblis

Abstract

Perkawinan merupakan sebuah perpaduan dari dua kehidupan, yakni seorang laki-laki dan seorang perempuan, yang disatukan dalam sebuah kesatuan sakramental. Kesatuan ini menjadi sempurna dalam kesatuan cinta. Pada gilirannya, kesatuan tersebut, menuntut sebuah usaha yang serius, baik dari suami maupun isteri. Saat ini untuk mencapai kesatuan tersebut bukanlah hal yang mudah. Pasangan seharusnya berjuang melawan banyak tekanan dan tantangan. Kesetiaan, antara satu dengan yang lainnya, adalah salah satu dari persoalan-persoalan yang paling problematik dalam hidup perkawinan saat ini. Tulisan ini mencoba untuk menemukan dasar-dasar ajaran mengenaikesucian perkawinan dan sifat perkawinan yang satu (unitas) dari dimensi biblis. Kitab Suci merupakan Sabda Allah sendiri yang menjadi referensi vital bagi umat beriman dalam menghidupi imannya. Pengajaran lebih lanjut mengenai unitas perkawinan dari dimensi Kitab Suci ini paling tidak akan membawa penyadaran baru bagi para umat dalam menghayati panggilan hidup berkeluarga (sebagai suami dan istri) dalam kerangka iman; Secara khusus tentang panggilan hidup berkeluarga yang didalamnya termuat tentang kesucian perkawinan serta sifatnya yang satu dan tak terceraikan.Â

Persepsi dan Makna Pembaharuan Janji Perkawinan terhadap Keutuhan Perkawinan oleh Pasutri Katolik

“…Janji yang diucapkan oleh pasutri selalu terarah pada satu tujuan yakni menggambarkan relasi antara Gereja dan Kristus (Adon & Dominggus, 2022;Gobai & Korain, 2020;Nainggolan & Harefa, 2020). Nilai unitas (monogam) dan asas indissolubility di satu sisi (Anggriawan et al, 2019;Halawa, 2017) dan tantangan perceraian (Adon & Dominggus, 2022;Lon, 2020;Trisnanda et al, 2013) di sisi lain menuntut pasutri Katolik untuk mengakarkan janji, komitmen, dan motivasi pembaharuan janji perkawinan sebagai jalan yang harus dilalui dan disyukuri karena Gereja masih memberikan ruang reksa pastoral post pernikahan bagi pasutri.…”

“…Bagi Gereja Katolik, perkawinan adalah sakramen yakni tanda dan sarana yang menyelamatkan dan menyatukan yang mana persatuan di antara keduanya terlaksana berkat penyelenggaraan ilahi" (Gobai & Koraim, 2020). Perkawinan Katolik merupakan sebuah perpaduan dari dua kehidupan, yakni seorang laki-laki dan seorang perempuan, yang disatukan dalam sebuah kesatuan sakramental (Halawa, 2017;Pongoliu, 2015;Trisnanda et al, 2013). Akan tetapi, ikatan perkawinan dihadapkan dengan pluralisme nilai.…”

“…Itulah sebabnya Konsili Vatikan II berbicara tentang " Gereja-keluarga" (Paulus-VI, 1964). Perkawinan dan hidup keluarga sendiri bagi umat beriman menjadi sarana mengungkapkan imannya dan menghayatinya dengan baik melalui keistimewaan upacara sakramen perkawinan (Halawa, 2017;Pongoliu, 2015;Trisnanda et al, 2013).…”

Main Factors of Nullity of Marriage in the Chatolic Church of Bogor Diocese

“…Such is the Catholic Church's view regarding heterosexual marriage, whether natural, catholic, or sacramental. Marriage is a combination of a man and a woman united in the sacrament (Halawa, 2017). Affirming and simultaneously adding another element, Kancak (2014) said that marriage is an acknowledgment of an alliance between a man and a woman with full awareness and freedom to give him-and herself up forever.…”

“…Lon (2020), Halawa (2017), and Kancak (2014) discuss marriage. Duba & Ponton (2012) research the need for counseling on domestic violence to prevent marriage cancellation.…”