2020
DOI: 10.14431/aw.2020.6.36.2.97
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Multi-Layered Exclusions of Women Heads of Household Over Land: Case Study on Ex-Plantation Concession Area in Nanggung Village, Nanggung Sub-District, Bogor Regency, West Java Province, Indonesia

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
1
0
2

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
2
1

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(4 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
2
Order By: Relevance
“…Many government officials assume that men are the only or primary decision makers and the main recipients of information, which is further entrenched by a typically patriarchal local culture that discourages women from participating (Murdiningrum 2015). Ratnasari et al (2020) showed that abandoned state lands are one avenue for landless women to get access to land. However, the legalization of land access through social forestry projects may actually lead to landless women's access worsening as the formal land registration papers from the government deny their rights to land.…”
Section: Social Forestry: Forging a New Political Space For Marginali...mentioning
confidence: 99%
“…Many government officials assume that men are the only or primary decision makers and the main recipients of information, which is further entrenched by a typically patriarchal local culture that discourages women from participating (Murdiningrum 2015). Ratnasari et al (2020) showed that abandoned state lands are one avenue for landless women to get access to land. However, the legalization of land access through social forestry projects may actually lead to landless women's access worsening as the formal land registration papers from the government deny their rights to land.…”
Section: Social Forestry: Forging a New Political Space For Marginali...mentioning
confidence: 99%
“…Pierre Bourdieu menegaskan, modal budaya yang dimilki orang bukan sekedar mencerminkan sumber daya yang modal finansial mereka (Banda, 2023;Frydel, 2023). Dibangun oleh kondisi keluarga dan Pendidikan sekolah, modal budaya pada batas-batas tertentu dapat beroperasi secara independent dari tekanan uang, dan bahkan memebrikan kompensasi bagi kekurangan uang sebagai bagian dari strategi individua tau kelompok untuk meraih kekuasaan dan status (Ratnasari, 2020).…”
Section: Modal Budayaunclassified
“…Bagi masyarakat desa dan atau adat, pemisahan ruang gender dapat berdampak pada pembatasan akses dan eksklusi atas penguasaan, pemanfaatan, dan pengelolaan atas sumber daya alam, khususnya lahan pertanian. Seperti yang terjadi pada perempuan adat non-elit di Kasepuhan Karang, Banten dan perempuan kepala keluarga di desa Nanggung, Jawa Barat, yang tereksklusi dari pemanfaatan lahan dan hutan di wilayahnya karena dianggap tidak memiliki hak penguasaan dan pemanfaatan lahan berdasarkan aturan adat dan atau aturan perundang-undangan yang berlaku (Ramdhaniaty, 2018;Ratnasari et al, 2020).…”
Section: Konstruksi Gender Dan Ruang Genderunclassified
“…Sejak kemunculannya, beberapa akademisi sudah menggunakan kerangka konsep ekologi politik feminis untuk menganalisa beberapa hal, seperti ketimpangan penguasaan sumber daya air (Adams et al, 2018;Cole, 2016), perubahan ekologi dan aktivisme gender (Hanson & Buechler, 2015;Siscawati, 2013), ketimpangan penguasan tanah akibat pembukaan perkebunan besar kelapa sawit (Elmhirst et al, 2015(Elmhirst et al, , 2017, keanekaragaman sistem pertanian (Nyantakyi-Frimpong, 2017), dinamika antara hukum-manusia-lingkungan yang bersifat informal (Gillespie & Perry, 2019), ekslusi perempuan dalam ruang penguasaan, pemanfaatan, dan pengelolaan hutan dan lahan pertanian (Ramdhaniaty, 2018;Ratnasari et al, 2020) dsb.…”
Section: Pemetaan Ruang Berbasis Genderunclassified