Pekerja borongan dan proyek saling terkait tanpa dapat dipisahkan, dengan setiap proyek pekerja borongan memiliki karakteristik unik yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Meskipun ada keunikan dalam setiap proyek, tahapan pekerjaan dan penggunaan bahan baku cenderung serupa di seluruh proyek tersebut. Hal tersebut menyebabkan pengulangan perhitungan biaya yang tidak hanya memakan waktu, tetapi juga meningkatkan risiko kesalahan penginputan data dan perhitungan yang seharusnya dapat dihindari. Oleh karena itu, diperlukan sistem manajemen proyek pekerja borongan untuk memudahkan pengguna dalam memanajemen proyek dan menghitung perkiraan biaya yang diperlukan. Metode Job Order Costing diterapkan sebagai pendekatan historis proyek yang memungkinkan pengguna untuk menyusun proyek tanpa perlu memasukkan atau menghitung data yang sama berulang kali. Metode ini juga dapat memudahkan pengukuran profitabilitas dan membandingkan hasil dengan proyek sebelumnya. Fitur utama sistem ini, yaitu template pekerjaan dan template bahan baku, memungkinkan pemetaan yang efisien terhadap proyek-proyek dengan karakteristik yang serupa meskipun memiliki perbedaan biaya. Dengan menggunakan sistem ini, pengguna dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan proyek, sehingga produktivitas ditingkatkan dan risiko kesalahan karena penginputan data berulang dapat dikurangi. Selain itu, pengguna juga dapat melihat proyek pengguna lain yang sudah dipublikasi sebagai informasi dan referensi proyek pengguna kedepannya. Pengguna juga dapat menjadikan sistem ini sebagai fasilitas untuk menujukkan portofolio proyek-proyek yang telah selesai untuk ditunjukkan kepada calon klien pengguna. Setelah dilakukan pengujian terhadap sistem ini menggunakan Black-Box Testing untuk menguji fungsional sistem, didapatkan hasil yang sesuai pada semua skenario pengujian. Adapun pada User Acceptance Testing yang berikan kepada dua kategori responden yaitu pada responden pekerja borongan menghasilkan nilai persentasi sebesar 95% dan pada responden mahasiswa teknologi informasi menghasilkan nilai persentasi sebesar 94.66% yang menyatakan sistem ini sudah sesuai kebutuhan pengguna.