Model Pendidikan Kedisiplinan Pesantren Modern Ummul Quro Al – Islami

Abstract

Pesantren telah eksis ditengah masyarakat selama enam abad (mulai abad ke-15) dan sejak awal berdirinya, pesantren telah menawarkan pendidikan kepada mereka yang masih buta huruf. Disamping itu Pesantren juga pernah menjadi satu-satunya institusi pendidikan milik masyarakat pribumi yang memberikan kontribusi sangat besar dalam membentuk masyarakat melek huruf (literacy) dan melek budaya (cultural literacy). Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berorientasi masa depan tentu memiliki tujuan, kurikulum, visi dan misi dalam usaha membentuk bangsa yang lebih beradab. Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan di Indonesia yang semakin hari semakin pesat perkembangannya menyesuaikan pada perkembangan zaman masa kini, bahkan beberapa diantarnya mengalami transformasi model pendidikan didalamnya. Pesantren yang dimukimi oleh para santri sebagai peserta didiknya yang awalnya menggunakan metode salafi, kemudian hijrah menjadi metode kholafi atau sering disebut dengan pesantren modern. Pendidikan kedisiplinan merupakan elemen penting dalam mewujudkan generasi Islam yang unggul dalam prestasi juga ketaqwaan kepada Allah SWT. Pesantren modern menerapkan kedisiplinan pada seluruh santri agar kelak menajdi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini membahas model pendidikan kedisiplinan dan upaya pesantren dalam menegakkannya. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan metode survei. Data dianalisis dari bahan yang dikumpulkan berdasarkan penelitian lapangan dan kepustakaan. Penelitian ini menemukan bahwa model pendidikan kedisiplinan di Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami yaitu dengan proses pembiasaan, pemberian nasehat dan teguran juga pemberian penghargaan dan hukuman

Pengaruh religiusitas dan kematangan emosi terhadap kedisiplinan santri di pesantren pada masa pandemi Covid-19

“…Kedisiplinan ternyata tercipta melalui kebiasaan atau melalui sesuatu yang harus diulang-ulang. Ali & Zamakhsyari (2018) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kebiasaanya memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, seperti halnya dalam pembentukan akhlak diperlukan kebiasaan dan pelatian yang diulang secara terus-menerus. Tidak hanya kebiasaan, lingkungan juga mempengaruhi kedisiplinan (Inayati et al, 2020).…”