The platform will undergo maintenance on Sep 14 at about 7:45 AM EST and will be unavailable for approximately 2 hours.
2021
DOI: 10.47830/jinma-vol.71.2-2021-241
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Modalitas Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan di Pelayanan Kesehatan Primer

Abstract: Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan kelainan baik pada struktur jantung atau pembuluh darah besar maupun fungsi jantung yang didapat sejak masih berada dalam kandungan. PJB juga merupakan salah satu penyebab utama kematian pada tahun pertama kehidupan. Prevalensi kejadian PJB di seluruh dunia mencapai 9,4 per 1000 kelahiran hidup termasuk di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 300.000 kasus dikategorikan sebagai PJB berat yang kadang membutuhkan operasi bertahap agar pasien dapat bertahan hidup. Tujua… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
1
0
2

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(6 citation statements)
references
References 12 publications
(49 reference statements)
0
1
0
2
Order By: Relevance
“…Menurut CDC, kejadian PJB di AS adalah sekitar 1% atau 10 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan pada sebuah tinjauan sistematis dan laporan meta-analisis menunjukkan kejadian di Asia sekitar 9,3/1.000 kelahiran hidup (CDC, 2022). Di Indonesia, angka kejadian anak dengan PJB mencapai 8-10 per 1000 kelahiran hidup setiap tahunnya (Eva Miranda Marwali et al, 2021) dengan angka kematian di RS. Dr. Sutomo pada tahun 2004-2006berturut-turut 11,64%, 11,35%, dan 13,44% (Hariyanto, 2016.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Menurut CDC, kejadian PJB di AS adalah sekitar 1% atau 10 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan pada sebuah tinjauan sistematis dan laporan meta-analisis menunjukkan kejadian di Asia sekitar 9,3/1.000 kelahiran hidup (CDC, 2022). Di Indonesia, angka kejadian anak dengan PJB mencapai 8-10 per 1000 kelahiran hidup setiap tahunnya (Eva Miranda Marwali et al, 2021) dengan angka kematian di RS. Dr. Sutomo pada tahun 2004-2006berturut-turut 11,64%, 11,35%, dan 13,44% (Hariyanto, 2016.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Bayi dengan TOF atau kondisi lain yang menyebabkan sianosis dapat mengalami masalah termasuk risiko lebih tinggi terkena infeksi pada lapisan jantung yang disebut endokarditis, risiko lebih tinggi mengalami irama jantung tidak teratur atau aritmia, pusing, pingsan, atau bahkan kejang karena kadar oksigen yang rendah dalam darah serta pertumbuhan dan perkembangan yang terganggu. 26,27 b) Atresia Trikuspid (AT) Pada defek ini tidak terdapat aliran dari atrium kanan menuju ventrikel kanan sehingga seluruh aliran balik vena sistemik masuk ke bagian kiri jantung melalui foramen ovale atau jika terdapat defek pada septum atrium. Insidensi AT diperkirakan 1 per 10.000 kelahiran hidup dengan estimasi prevalensi AT dari seluruh kasus PJB adalah 2.9% dari autopsi dan 1.4% dari penegakkan diagnosis setelah dilakukan pemeriksaan berulang.…”
Section: Klasifikasiunclassified
“…PJB merupakan kelainan bawaan tersering yang dapat menjadi penyebab utama kematian pada tahun pertama kehidupan. (Marwali, Purnama and Roebiono, 2021) Hal ini terlapor dari hasil telaah global tahun 1970 -2017 yang menjabarkan prevalensi PJB di seluruh dunia mencapai 9,4 bayi per 1000 kelahiran hidup termasuk di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 300.000 kasus dikategorikan sebagai PJB berat yang kadang membutuhkan operasi bertahap agar dapat bertahan hidup.…”
Section: Pendahuluanunclassified