2019
DOI: 10.37731/log.v1i1.19
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Misi Kristologi dalam Konteks Kebudayaan

Abstract: Seringkali kegiatan misi mengabaikan kebudayaan yang ada di masyarakat, dan hal ini yang mengakibatkan kegiatan misi menjadi tidak efektif dan bahkan menemukan kegagalan. Padahal sebuah tindakan misi harus benar-benar dapat diterima oleh masyarakat yang menjadi sasaran misi, dan jalan masuk untuk bisa hidup di tengah masyarakat adalah dengan hidup dalam kebudayaan yang ada di masyarakat tersebut. Oleh karena itu, pemahaman tentang kebudayaan sangat dibutuhkan oleh setiap orang yang hendak menjalankan misi. Ter… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
1
0
8

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
7

Relationship

3
4

Authors

Journals

citations
Cited by 13 publications
(13 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
8
Order By: Relevance
“…Gereja mulai menyadari panggilannya selaku 'nabi' bagi orang miskin dan membawa berita pengharapan kepada setiap lapisan masyarakat yang potensial untuk dilupakan (Elizondo, 1999). Dalam kesadaran panggilan misiologis selaku gereja bagi orang miskin, gereja selayaknya memperhatikan dan melibatkan orang miskin dalam membangun dan mengembangkan teologi (Elizondo, 1999), karena pada dasarnya upaya berteologi adalah upaya yang selalu ditujukan kepada rakyat (orang miskin) (Panjaitan & Siburian, 2019). Dengan kata lain, teologi dapat berkembang bila berhubungan langsung dengan situasi yang seringkali disebut problematic theology, yaitu orang yang menderita, karena harus dipahami bahwa Yesus pun adalah Allah dari rakyat yang menderita (Allah sebagai pemilik hati yang remuk).…”
Section: Gereja Dan Kemiskinanunclassified
See 2 more Smart Citations
“…Gereja mulai menyadari panggilannya selaku 'nabi' bagi orang miskin dan membawa berita pengharapan kepada setiap lapisan masyarakat yang potensial untuk dilupakan (Elizondo, 1999). Dalam kesadaran panggilan misiologis selaku gereja bagi orang miskin, gereja selayaknya memperhatikan dan melibatkan orang miskin dalam membangun dan mengembangkan teologi (Elizondo, 1999), karena pada dasarnya upaya berteologi adalah upaya yang selalu ditujukan kepada rakyat (orang miskin) (Panjaitan & Siburian, 2019). Dengan kata lain, teologi dapat berkembang bila berhubungan langsung dengan situasi yang seringkali disebut problematic theology, yaitu orang yang menderita, karena harus dipahami bahwa Yesus pun adalah Allah dari rakyat yang menderita (Allah sebagai pemilik hati yang remuk).…”
Section: Gereja Dan Kemiskinanunclassified
“…Bagian ini juga menjelaskan bahwa Allah selalu mewujud dalam setiap aspek kehidupan manusia (yang meliputi tubuh, jiwa, akal budi, dan roh manusia). Apabila manusia hendak mengasihi Allah, maka perwujudan kasih ini harus tampak dalam setiap aktivitas manusia, yaitu mengasihi setiap aspek kehidupan, termasuk dalam bidang pekerjaan yang digelutinya selama ini (Panjaitan & Siburian, 2019). Jika demikian, kasih kepada Allah yang bernuansa vertikal sebenarnya juga memiliki nuansa horizintal, terlebih ketika Yesus mengatakan bahwa hukum yang kedua, yaitu mengasihi manusia seperti mengasihi diri sendiri, itu sama dengan hukum yang pertama.…”
Section: Matius 22:37-40 -Khotbah Tentang Kasihunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Dalam kehidupan beragama di Indonesia, terdapat sebuah masalah yang senantiasa menjadi pergumulan bersama, yaitu ketika agama berhadapan dengan budaya. Padahal masalah berteologi dalam konteks budaya di Indonesia merupakan suatu keniscayaan, jika dilakukan upaya kontekstualisasi Alkitabiah (Panjaitan & Siburian, 2019). Karena melalui upaya kontekstualisasi Alkitabiah, Injil tidak menjadi asing dan dapat diterima oleh budaya atau adat istiadat yang ada di masyarakat.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Tuhan mengutus setiap orang percaya untuk bermisi dalam menyelamatkan kehidupan dengan cara berbagi kebahagiaan dan setiap berkat Tuhan yang dimiliki, karena keselamatan dunia ini menjadi bagian dan tanggung jawab orang percaya yang sengaja dilibatkan dalam pekerjaan dan karya keselamatan Tuhan. 26 Keempat, keadilan Tuhan tampak dalam kehidupan yang berbeda. Ada orang kaya dan ada orang miskin.…”
Section: Implikasi Praktisunclassified