2020
DOI: 10.33085/jdg.v3i1.4632
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Meta-Analisis Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Sindrom Pra-Menstruasi

Abstract: Pendahuluan; Sebagian besar wanita pada usia reproduksi mengalami sindrom pra-menstruasi dan sekitar 5-8% dari jumlah tersebut termasuk dalam tingkat berat. Aktivitas fisik secara teratur ditemukan efektif untuk mencegah sindrom pra-menstruasi. Namun, penelitian di bidang ini masih menunjukkan hasil yang bervariasi. Tujuan; Penelitian ini dilakukan untuk merangkum hasil penelitian dan menentukan pengaruh aktivitas fisik terhadap sindrom pra-menstruasi. Bahan dan Metode; Penelitian ini menggunakan metode meta-a… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
2

Citation Types

0
0
0
5

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
3

Relationship

1
2

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(5 citation statements)
references
References 15 publications
0
0
0
5
Order By: Relevance
“…Aktivitas fisik secara teratur dapat menurunkan gejala fisik maupun fisiologis sindrom PMS, hal tersebut dikarenakan peningkatan transportasi oksigen dalam otot, sehingga dapat mengurangi kadar kortisol. 21 Hasil penelitian serupa juga disampaikan Andani (2020) yang mengatakan bahwa terdapat hubungan aktivitas fisik dengan kejadian PMS. Aktivitas fisik terutama olahraga teratur dapat memicu peningkatan produksi dan pelepasan endorphin.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Aktivitas fisik secara teratur dapat menurunkan gejala fisik maupun fisiologis sindrom PMS, hal tersebut dikarenakan peningkatan transportasi oksigen dalam otot, sehingga dapat mengurangi kadar kortisol. 21 Hasil penelitian serupa juga disampaikan Andani (2020) yang mengatakan bahwa terdapat hubungan aktivitas fisik dengan kejadian PMS. Aktivitas fisik terutama olahraga teratur dapat memicu peningkatan produksi dan pelepasan endorphin.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Pengukuran berat badan dan tinggi badan menggunakan timbangan berat badan dan stature meter. Untuk mengetahui indeks massa tubuh mahasiswi digunakan rumus IMT selanjutnya dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu kurus (< 18,5), normal (18,(5)(6)(7)(8)(9)(10)(11)(12)(13)(14)(15)(16)(17)(18)(19)(20)(21)(22)(23)(24)9), dan obesitas (≥ 25,0). Sedangkan untuk pengumpulan data aktivitas olahraga digunakan kuesioner yang dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu olahraga yang teratur (tiga kali dalam seminggu dengan durasi waktu 30 menit) dan olahraga yang tidak teratur (dilakukan kurang dari tiga kali seminggu).…”
Section: Metodeunclassified
“…Kadar estrogen yang tinggi dalam darah akan memicu umpan balik negatif terhadap sekresi gonadotropinreleasing hormone (GnRh). (14) Hipotalamus menghasilkan GnRh, kemudian GnRh merangsang kelenjar pituitari untuk memproduksi LH dan hormon perangsang folikel (FSH), sehingga merangsang pertumbuhan folikel menuju ovulasi. Jika proses umpan balik terganggu, maka proses ovulasi akan terganggu.…”
Section: Metodeunclassified
See 1 more Smart Citation
“…c. Gaya Hidup Aktivitas fisik terbukti berpengaruh terhadap gangguan menstruasi. Studi meta-analisis menunjukkan bahwa wanita yang aktif secara fisik memiliki risiko dua kali lebih kecil untuk mengalami sindrom pra-menstruasi (Rahayu & Safitri, 2020). Studi meta-analisis lain menunjukkan bahwa olahraga dan beberapa terapi seperti akupresur dan terapi panas dapat menurunkan intensitas nyeri pada gangguan menstruasi (Armour, et al 2019).…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified