Mereduksi Superioritas dan Mengamalkan Sila Kemanusian yang Adil dan Beradab dalam Perspektif Kristiani

Abstract

Keberagaman penduduk Indonesia di satu sisi merupakan kekuatan bangsa Indonesia, namun juga dapat menjadi pemicu disintegrasi sesama anak bangsa. Banyaknya konflik SARA yang terjadi setelah reformasi, menimbulkan superioritas diberbagai lapisan masyarakat sampai kepada superioritas agama. Melalui tulisan ini penulis mendeskripsikan tentang mereduksi superioritas dan mengamalkan sila kemanusian yang adil dan beradab. Menggunakan metode penelitian kualitatif deskritif dapat disimpulkan bahwa untuk mereduksi superioritas dan juga dalam mengamalkan sila dan norma yang terkandung didalamnya maka yang perlu dilakukan sebagai berikut: Pertama setiap anak bangsa harus dapat menghilangkan rasa superior dari segala sisi terhadap sikap menghargai sesama dengan mereduksi paradigma hakikat Kemanusiaan yang salah. Kedua tetap memperkokoh dan terus mengamalkan persatuan dan kesatuan sebagai dasar dari berbangsa dan bernegara. Ketiga, orang percaya dapat melihat sisi kemanusiaan dalam perspektif Kristiani yang dapat menjadi tuntunan dalam mengaktualisasi iman Kristen dalam menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

Bhineka Tunggal Ika dalam Bingkai Iman Kristiani: Upaya Merawat Kerukunan

“…(Hendrilia et al, 2020) Sebab sejatinya kekeristenan dituntut untuk mengaktualisasi iman Kristen dalam menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. (Arifianto, 2021b) Alkitab mengajarkan tentang kerukunan melalui Kejadian 1: 26-28 mengenai tujuan penciptaan. Manusia diciptakan untuk menjalin relasi dengan ciptaan lain dan sesama manusia melalui perintah untuk beranak cucu dan mengelola bumi.…”