Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika tentang Sifat-Sifat Bangun Ruang Sederhana melalui Contextual Teaching and Learning

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep matematika tentang sifat-sifat bangun ruang melalui penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dan subjeknya adalah siswa kelas IV yang berjumlah 30 siswa. Hasil penelitian pada siklus I pertemuan 1 nilai rata-rata mencapai 62,00 sedangkan pada siklus I pertemuan 2 nilai rata-rata meningkat menjadi 67,50, siklus II pertemuan 1 76,33 dan siklus II pertemuan 2 82,00. Kesimpulan dari penelitian adalah pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa di kelas IV. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I hanya mencapai 13 orang atau 43,33% dan yang belum tuntas belajarnya mencapai 17 orang atau 56,67 %. Namun, pada siklus I pertemuan 2 ketuntasan belajar mencapai 16 orang atau 53,33% dan yang belum tuntas belajarnya 14 orang atau 46,67%. Untuk siklus II pertemuan 1 yang tuntas 22 orang atau 73,33% sedangkan yang belum tuntas 8 orang atau 26,67% dan untuk siklus II pertemuan 2 siswa yang tuntas 26 orang 86,67% dan yang belum tuntas 4 orang atau 13,33%. Abstract (Enhancing Students’ Understanding Concept of Mathematical Space Building Properties through Contextual Teaching and Learning)This study aims to determine students' understanding of mathematical concepts about the nature of space building through the application of the Contextual Teaching and Learning approach. The method used is Class Action Research and the subject is 30 fourth-grade students. The results of this research in the first cycle of meeting 1 average score reached 62.00 while in the first cycle of meeting 2 average score increased to 67.50, cycle II meeting 1 76.33 and cycle II meeting 2 82.00. The conclusion of the study is that learning by applying the CTL approach can improve students' conceptual understanding in grade IV. Students' completeness of learning in the first cycle only reached 13 people or 43.33% and the unfinished study reached 17 people or 56.67%. However, in the first cycle, the second meeting of learning completeness reached 16 people or 53.33% and 14 people had not yet completed their study or 46.67%. For cycle II meeting 1 which was complete 22 people or 73.33% while the unfinished 8 people or 26.67% and for cycle II meeting 2 students who completed 26 people 86.67% and the unfinished 4 people or 13.33 %.

Pembelajaran daring materi bangun ruang pada Siswa Kelas V SD menggunakan pendekatan realistic mathematics education (RME)

“…Namun sayangnya terjadi ketidak sesuaian dengan fakta dilapangan Banyak siswa kelas V SD yang kesulitan dalam memahami bangun ruang terlebih dalam menyelesaikan soal-soal bangun ruang. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sipayung, 2018) bahwa pengetahuan siswa akan pemahaman bangun ruang tidak utuh kebanyakan siswa hanya menerapkan konsep bila soal disajikan dalam gambar siswa mampu mengerjakan akan tetapi jika soal disajikan dalam bentuk cerita siswa merasa kesulitan. Dalam mengatasi hal tersebut, perlu adanya jalan keluar atau solusi yang dapat memperbaiki situasi pembelajaran bangun ruang di kelas V SD agar lebih efektif sehingga siswa dapat memahami konsep pembelajaran tersebut.…”

Pendalaman Konsep Matematika bagi Para Guru Sekolah Dasar

“…Sejalan dengan hal tersebut Nasruddin et al (2020) mengatakan pelaksanaan pelatihan dan bimbingan media pembelajaran dapat memberikan informasi yang utuh mengenai bagaimana cara guru melakukan pembelajaran dengan efektif dan Efisian. Hal yang sama juga diungakapakan oleh Sipayung (2018) guru harus mampu menciptakan dan menggunakan berbagai model pembelajaran yang bervariatif dalam menunjang proses pembelajaran yang efektif.…”

Analisis kemampuan pemahaman konsep matematika Siswa dalam menyelesaikan soal pada fungsi komposisi dan invers

“…Diharapkan Siswa mengkonstruksi pengetahuan baru dan menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya agar muatan matematika dapat dimengerti dan tertanam kuat dalam ingatan mereka. Hasilnya Siswa menganggap belajar matematika menyenangkan dan mencapai tujuan yang berharga (Sipayung, 2018).…”