2020
DOI: 10.22146/studipemudaugm.56548
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Menikah adalah Ibadah: Peran Agama dalam Mengkonstruksi Pengalaman Melajang di Indonesia

Abstract: Religion plays a major role in the lives of most Indonesians. While most religions favour marriage, little is known regarding how religion shapes the singleness experience, especially from the Indonesian perspective. The study aims to explore whether and how religion constructs the meaning of singleness and contributes to the quality of life of Indonesian unmarried individuals. Multistage mixed-methods study was employed to answer the research questions through two stages. Stage one was an online survey to 635… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

2
9
0
18

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
7
1
1

Relationship

0
9

Authors

Journals

citations
Cited by 27 publications
(29 citation statements)
references
References 27 publications
2
9
0
18
Order By: Relevance
“…Untuk kasus Indonesia sendiri, 4BDRS telah diuji kestabilan konstruknya untuk komunitas Islam dan Kristen, dan antara sampel lakilaki dan wanita (Aditya et al, 2021). Dimensi keagamaan dalam 4BDRS telah diteliti dengan berbagai konstruk lain yang meliputi: Well-being (SWLS) (Aditya, Ariela, et al, 2020;Saputra, et al, 2017;Himawan, 2020), Religious/Spiritual Struggle (R/SS) (Martoyo, Aditya, et al, 2019;, Anger toward God (ATG) (Aditya, Ariela, et al, 2020), Big Five (Saroglou et al, 2020), Fundamentalisme (Saroglou et al, 2020), Gratitude (Agata & Sidabutar, 2015), dan Loneliness (Himawan, 2020).…”
Section: Analisis: Perkembangan Teori 4bdrs Dan Aplikasi Dalam Peneli...unclassified
See 1 more Smart Citation
“…Untuk kasus Indonesia sendiri, 4BDRS telah diuji kestabilan konstruknya untuk komunitas Islam dan Kristen, dan antara sampel lakilaki dan wanita (Aditya et al, 2021). Dimensi keagamaan dalam 4BDRS telah diteliti dengan berbagai konstruk lain yang meliputi: Well-being (SWLS) (Aditya, Ariela, et al, 2020;Saputra, et al, 2017;Himawan, 2020), Religious/Spiritual Struggle (R/SS) (Martoyo, Aditya, et al, 2019;, Anger toward God (ATG) (Aditya, Ariela, et al, 2020), Big Five (Saroglou et al, 2020), Fundamentalisme (Saroglou et al, 2020), Gratitude (Agata & Sidabutar, 2015), dan Loneliness (Himawan, 2020).…”
Section: Analisis: Perkembangan Teori 4bdrs Dan Aplikasi Dalam Peneli...unclassified
“…Pengaruh positif keagamaan terhadap well-being dapat turun akibat anger toward God (Aditya, Ariela, et al, 2020). Walaupun ditemukan berkorelasi positif pada well-being, keagamaan tidak berkontribusi menurunkan kesepian pada yang lajang (Himawan, 2020).…”
Section: Analisis: Perkembangan Teori 4bdrs Dan Aplikasi Dalam Peneli...unclassified
“…Bagi orang Indonesia, misalnya, kebahagiaan pada orang dewasa kerap dikaitkan dengan kesesuaian dengan ekspektasi masyarakat terhadap dirinya, misalnya menikah (Himawan, 2019). Berpacaran saja tidak cukup untuk membuat seseorang lebih puas dengan hidupnya daripada melajang (Himawan, 2020). Jadi, secara konseptual, definisi kebahagiaan sebagaimana diukur dalam SWLS terlalu berfokus pada evaluasi pribadi serta mengabaikan faktor konteks sosial, yang bagi orang Indonesia merupakan hal esensial.…”
Section: Mempertimbangkan Unsur Ulayat Dalam Penelitian Dan Pengukuran Psikologiunclassified
“…Religiositas (Vigar dkk., 2016), religiusitas (Utami, 2012), relijiusitas (Mazidah, 2011), keberagamaan (Wekke, 2016) well-being kesejahteraan psikologis (Harimukthi & Dewi, 2014), kesejahteraan subjektif (Utami, 2012), subjectif well-being (Wahyuni dkk., 2018), subjective well-being (Ariati, 2010) single (people) lajang (Himawan, 2019(Himawan, , 2020, tidak menikah (Nanik & Hendriani, 2016), belum menikah (Lovihan & Kaunang, 2010) bullying perundungan (Rahmawati, 2018), bullying (Arif & Wahyuni, 2017) self-esteem harga diri, keberhargaan diri (Ralampi & Soetjiningsih, 2019), selfesteem (Harianto dkk., 2017) self-efficacy keyakinan diri (Fathonah & Utami, 2011), efikasi diri (Tahaha & Rustan, 2017) adaptation penyesuaian diri (Christyanti dkk., 2010), adaptasi (Asmarani, 2017) online (survey, interview) daring, dalam jaringan (Paramita & Nugroho, 2014), online (Djaling & Purba, 2019) Ragam istilah di atas merupakan prototipe dari banyaknya variasi anakan yang berpotensi muncul untuk variabel yang lebih khusus. Misalnya, jika istilah religiositas saja tidak seragam, maka variasi lebih luas dapat muncul ketika seseorang ingin fokus pada satu aspek dari religiositas, misalnya orientasi religius (religious orientation) (Allport, 1966).…”
Section: Istilah Asingunclassified