Mengukur Tingkat Kematangan Organisasi Dalam Proses Pengembangan Perangkat Lunak Menggunakan Metode CMMI-Dev

Abstract

Pengaruh besar perkembangan teknologi terhadap banyak aspek kehidupan antaralain terlihat pada perubahan besar pada proses ekonomi, sosial, politik, bahkan dunia pendidikan. Seperti halnya dialami PT. XX, organisasi yang bergerak dalam dunia pendidikan. Implementasi produk teknologi informasi seperti aplikasi-aplikasi sudah dilakukan, namun ditemukan bahwa selama masa pengembangan sampai sekarang, PT XX belum pernah melakukan pengukuran tingkat kematangan organisasi dalam proses pengembangan perangkat lunak, sehingga organisasi tidak dapat mengetahui seperti apa kinerja sistem, dan seperti apa feedback dari user diantaranya mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan terhadap kinerja sistem yang mereka miliki. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengukuran tingkat kematangan organisasi dalam proses pengembangan perangkat lunak menggunakan metode CMMI-Dev. Berdasarkan 22 area proses yang ditawarkan oleh CMMI-Dev, maka dilakukan penyesuaian area proses dengan sistem yang dimilki, area proses yang dimaksud adalah Product Integration (PI) atau Integrasi Produk dan Validation (VAL) atau Validasi. Setelah dilakukan Gap Analisis, didapat bahwa tingkat kematangan (maturity) 3,5 dengan nilai gap nominal 0,5 dan nilai gap presentasi 50% adalah Gap terendah, maka disimpulkan bahwa tingkat kematangan organisasi saat ini berada pada level 2. Artinya proses telah direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan yang ada, sumberdaya manusia yang dipekerjakan sudah terampil dibidangnya dan memiliki sumber daya lain yang memadai. Namun dalam penerapannya masih terdapat domain yang harus diperbaiki dan ditingkatkan agar mencapai level maksimal. Direkomendasikan untuk menerapkan SOP dan selalu mengevaluasi apakah proses telah berperilaku konsisten dan stabil.

Maturity Level Assesment Tata Kelola Data Bantuan Sosial Menggunakan Domain Data Governance DAMA-DMBOK

“…Maturity Model dalam data governance adalah alat yang dapat digunakan untuk mengembangkan, menilai, dan menyempurnakan praktik otoritas dan pengendalian aset data dalam suatu organisasi [14]. Adapun level dalam Maturity Model adalah sebagai berikut [15] Analisis GAP atau GAP Analysis merupakan metode pengukuran analitik ini digunakan untuk mengidentifikasi kesenjangan antara kategori berdasarkan kinerja dan tingkat kepentingannya [19] [20]. Analisis GAP bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana perbedaan antara kinerja yang ada dengan harapan yang terkait pada tingkat kepentingan [21].…”