Masyarakat Muslim Thailand Dan Dampak Psikologis Kebijakan Asimilasi Budaya

Abstract

Abstrak Thailand merupakan sebuah negara berpenduduk mayoritas Budha dengan sebagian kecil lainnya beragama Islam dan Konghucu. Lebih dari itu Budha juga ditetapkan sebagai agama resmi negara. Muslim di Thailand pada umumnya tinggal di wilayah selatan khusunya provinsi Pattani, Yala, Narathiwat ditambah sebagian Satun dan Songkhla. Sebagaimana kondisi masyarakat minoritas pada umumnya, Melayu Muslim di Thailand kerap mendapatkan tindakan diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu bentuk diskriminasi terberat yang dialami oleh minoritas Melayu Muslim di Thailand adalah kebijakan asimilasi budaya yang diterapkan secara paksa oleh pemerintah Thailand sejak rezim Jenderal Phibul Songkhram, dimana dalam kebijakan tersebut Thai Budha ditetapkan sebagai identitas dan budaya tunggal Thailand. Kebijakan asimilasi budaya adalah bentuk nyata perang psikologi melalui kekerasan kultural yang dilakukan untuk menghapus budaya Melayu Islam di seluruh wilayah Thailand. Dalam kebijakan tersebut terdapat larangan penggunaan nama, bahasa dan identitas Melayu Islam lainnya dalam kehidupan masyarakat. Terlebih untuk dapat diterima di sekolah negeri dan bekerja instansi pemerintah, identitas Melayu Muslim relatif harus ditanggalkan. Kondisi tersebut mengakibatkan masyarakat Melayu Muslim mengalami culture shock berat yang membuat mereka menjadi sangat tertekan. Lebih dari itu kebijakan asimilasi budaya juga menciptakan stigma bahwa Melayu Muslim adalah kelompok kriminal dibalik jubah agama yang kemudian memunculkan kecurigaan terutama dari etnis Thai. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif pendekatan deskriptif dan menggunakan metode analisis data model interaktif Miles dan Huberman.

Non-State Actor in Conflict Transformation: Multicultural Education of Ma Daarul Uluum Pui Majalengka Towards Ethno-Religion Conflict in Southern Thailand

“…In order to be accepted in public schools and work in government institutions, the Malay Muslim community were pressured to disregard their Malay or Moslem identity. That is considered a form of discrimination against the Malay Muslim community, as they are being forced to disregard their identities and done identities that are Thai and Buddhist (Kusuma, 2016;Sanurdi, 2018).…”

“…The appearance of implications of such suspicion between religion or beliefs in society proves that the ongoing conflict cannot be separated from the use of the label "conflict between religions" (Jory, 2007). This fact can be seen from the government's attempts to erase the Malay term in the Southern Thailand people and replace it with the term "Thai Muslim", with the reasoning to prevent the secession of Malay Moslem people from the Thai government through identity background (Kusuma, 2016). Consequently, this ongoing conflict between the two parties is categorized as an ethno-religion conflict of the Malay Muslim and Thai Buddhist ethnic identity.…”

Practising Curriculum Management: The Implementation of Integrated Curriculum Management in Islamic School

“…Thailand is a country where the majority of the population is Buddhist. However, Thailand has a Pattani Muslim group located in the Southern Thailand region (Kusuma, 2016). In the 16th century, Pattani was known as one of the essential Islamic kingdoms in the Malay world and became one of the international trade centers.…”