Masculine/Feminine or Human? An Overview of the Sociology of Sex Roles.

Abstract

JSTOR is a not-for-profit service that helps scholars, researchers, and students discover, use, and build upon a wide range of content in a trusted digital archive. We use information technology and tools to increase productivity and facilitate new forms of scholarship. For more information about JSTOR, please contact support@jstor.org.

Maskulinitas tokoh utama d’Artagnan dalam novel Les Trois Mousquetaires karya Alexandre Dumas

“…Penelitian ini berfokus pada maskulinitas yang dimiliki oleh tokoh D'artagnan dalam novel Les Trois Mousquetaires karya Alexandre Dumas dengan menganalisis ciri-ciri maskulinitas menurut Chafetz (1974) yakni physical, functional, sexual, emotional, intellectual, interpersonal dan other personal. Ciri physical merupakan ciri yang mendeskripsikan fisik maskulin yaitu atletis dan kuat, ciri functional meliputi fungsi seseorang dalam mencari nafkah dan sebagai penyedia bagi keluarganya, ciri seksual menggambarkan bahwa seorang yang maskulin biasanya agresif secara seksual dan berpengalaman, ciri emotional ini meliputi kemampuan untuk menahan emosi, selalu tenang dan tidak terbawa suasana, ciri intellectual menggambarkan intelektual seseorang yang mempunyai ciri maskulin yang lebih mengandalkan intelektual dibanding emosi, ciri interpersonal meliputi Kemampuan memimpin, kedisiplinan, kemandirian, bahkan kemampuan seseorang untuk mendominasi, ciri other personal menggambarkan karakteristik/sifat lain (other personal) dari seseorang yang memiliki sifat maskulin, seperti agresif, berorientasi sukses, ambisius, egois, percaya diri, kompetitif, terpercaya dan berjiwa petualang (Chafetz, 1974).…”

“…Secara kontekstual kalimat tersebut dapat diartikan sebagai "Tulang pipi yang terlihat menonjol dan otot rahang yang terlihat kuat(berkembang)". Hal ini menunjukkan bahwa D'artagnan mempunyai indikasi tubuh yang berotot sesuai dengan teori Chafetz (1974).…”

“…Kalimat tersebut dapat diartikan sebagai "D'artagnan kemudian menciumi surat yang ditinggalkan oleh tangan nona cantiknya sebanyak dua puluh kali". Hal ini menunjukkan keagresifan seksual D'artagnan sesuai dengan teori Chafetz (1974).…”

“…Kalimat tersebut dapat diartikan sebagai "Hancur karena berita buruk tersebut, D'artagnan terdiam, sementara dalam hatinya amarah dan kecemburuan bergejolak". Hal ini menunjukkan kestabilan emosi yang dimiliki D'artagnan sesuai dengan teori Chafetz (1974).…”

“…Kalimat tersebut dapat diartikan sebagai "Tetapi pemuda Gascon kita tidak mudah untuk diintimidasi". Hal ini menunjukkan terdapat ketabahan pada diri D'artagnan sesuai dengan teori Chafetz (1974).…”